Rabu, 11 September 2024

Kegiatan Ngaji Rutin MATAWALI: Mengenal Guru Mursyid, Melalui Kajian dan Istighotsah


www.matawali.or.id || Jipangulu- Pada Kamis malam, 5 September 2024, suasana Aula MATAWALI di Jipangulu, Ngelo, dipenuhi oleh jamaah dari berbagai daerah yang datang dengan semangat keimanan. Kegiatan Ngaji Rutin Majelis Taklim Wal Istighotsah (MATAWALI) Rohmatan Lil 'Alamin, yang dimulai pukul 20.30 hingga berakhir dengan khidmat pada pukul 23.45, menjadi momen penuh berkah dan kebersamaan. Tak hanya jamaah setia yang hadir, tokoh agama serta masyarakat sekitar turut memeriahkan majelis ini, menjadikannya sebagai wadah spiritual yang senantiasa dinantikan setiap malam Jumat Legi.

Kegiatan ini diinisiasi oleh Pengurus Yayasan Pendidikan Islam Fathul Ulum sebagai salah satu bentuk pengabdian dalam memperkuat tradisi keilmuan dan kebersamaan. Acara diawali dengan lantunan sholawat Bil Qiyam yang menggetarkan hati para hadirin, dipimpin oleh Saudara Nurhadi Prastyo, Ketua Ranting NU Ngelo. Sholawat itu seolah membawa seluruh jamaah merasakan kehadiran spiritual dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, sebagai panutan dan sumber cinta bagi umatnya.

Selanjutnya, acara inti berupa kajian rutin Kitab Ayyuhal Walad disampaikan oleh Kiyai Badrun, Pengasuh MATAWALI. Dalam kajiannya, beliau dengan penuh hikmah membahas tema mendalam tentang "Mengenali Guru Mursyid". Beliau menekankan bahwa seorang Guru Mursyid adalah sosok yang telah melepaskan diri dari cinta dunia dan kedudukan, dan dengan penuh kepasrahan, dia mengikuti jejak Rasulullah dengan bijak. “Dia adalah orang yang berpaling dari cinta dunia dan cinta kedudukan, dan dia adalah orang yang mengikuti seseorang yang bijak, yang jejaknya mengikuti jejak Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam,” tutur Kiyai Badrun, mengingatkan pentingnya seorang pembimbing ruhani dalam perjalanan menuju kesempurnaan kebaikan.

Setelah kajian penuh makna tersebut, acara dilanjutkan dengan istighotsah, memohon pertolongan dan ridha Allah atas segala hajat dunia dan akhirat. Suasana khusyuk menyelimuti aula, ketika setiap jamaah bersatu dalam doa-doa yang tulus. Puncak acara ditutup dengan ziyarah ke makam waliyullah "Mbah Santri", yang menjadi simbol penghormatan atas para pendahulu yang telah mewariskan ajaran-ajaran luhur.

Malam itu, di bawah bimbingan para alim ulama dan tokoh-tokoh masyarakat, MATAWALI kembali menjadi tempat bertemunya ilmu, doa, dan kasih sayang Allah, dalam suasana yang tenang namun penuh keberkahan. 

Ziyarah ke makam waliyullah "Mbah Santri" menjadi penutup yang syahdu pada malam penuh khidmat itu. Jamaah perlahan bergerak menuju makam dengan langkah yang teratur dan penuh rasa takzim, seolah menyadari betapa pentingnya menghargai warisan spiritual yang telah ditinggalkan oleh para leluhur yang saleh. Di sana, doa-doa dipanjatkan dengan harapan agar keberkahan para wali terus menyertai perjalanan hidup dan langkah-langkah dalam meniti jalan kebenaran.

Momen ziyarah itu seakan mengingatkan kembali akan hakikat hidup, bahwa setiap manusia kelak akan kembali kepada Sang Pencipta. Dengan hati yang bersih dan pikiran yang tenang, para jamaah memohon ampunan serta petunjuk dalam menjalani kehidupan yang semakin penuh dengan tantangan. "Mbah Santri" menjadi simbol dari kesalehan dan kebijaksanaan yang terpancar dari kehidupan seorang hamba yang telah sepenuhnya mengabdikan diri kepada Allah.

Tak terasa, malam semakin larut, namun suasana ketenangan spiritual yang menghangatkan hati masih terasa menggema di setiap sudut aula dan makam. Jamaah meninggalkan tempat dengan hati yang lapang, membawa pulang pesan-pesan penting dari kajian malam itu, terutama tentang mengenali dan mencari Guru Mursyid yang benar-benar mampu membimbing mereka menuju pencerahan sejati.

Majelis ini bukan sekadar acara rutin, tetapi sebuah perjalanan rohani yang setiap langkahnya diisi dengan ilmu, zikir, dan doa. MATAWALI Rohmatan Lil 'Alamin, dengan segala rangkaian acaranya, terus menjadi cahaya bagi umat yang mencari petunjuk dan keberkahan di tengah hiruk-pikuk dunia yang penuh godaan. Setiap malam Jumat Legi, majelis ini tak hanya menjadi tempat bertemunya para jamaah, tetapi juga menjadi ladang pahala dan sarana memperkuat ikatan ukhuwah Islamiyah.

Dalam kesederhanaan suasana, majelis ini menyimpan kekuatan luar biasa dalam menguatkan iman, menambah ilmu, dan memupuk rasa persaudaraan di antara jamaah. Kegiatan ini pun diharapkan terus berlangsung dengan penuh keberkahan, membawa setiap jiwa yang hadir mendekat kepada Sang Pencipta, serta menjadi wasilah dalam memperoleh syafaat dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan para wali yang dikasihi-Nya.

Dengan berakhirnya acara pada malam itu, para jamaah pulang membawa kedamaian dan kebahagiaan di hati, sembari menunggu dengan penuh antusias kegiatan Ngaji Rutin berikutnya. Majelis ini adalah rahmat yang terus memancar, menyirami setiap jiwa yang hadir dengan kebaikan dan kasih sayang Ilahi.