Penutup tentang pahala
orang sakit: |
|
خَاتِمَةٌ
فِي ثَوَابِ
الْمَرِيضِ |
Diriwayatkan oleh dua syaikh (Bukhari no. 5642,
Muslim no. 2573): “Tidaklah seorang
mukmin ditimpa kelelahan (nashab) – yakni keletihan – atau penyakit (wasab), atau kesedihan, hingga duri yang menusuknya, kecuali Allah akan menghapuskan dosa-dosanya dengan sebab itu.” |
|
أَخْرَجَ
الشَّيْخَانِ
[الْبُخَارِي
رَقْم 5642،
مُسْلِم
رَقْم (2573)] "مَا
يُصِيبُ
الْمُؤْمِنَ
مِنْ نَصَبٍ
أَي تَعَبٍ
وَلَا
وَصَبٍ أَي
مَرَضٍ
وَلَا هَمٍّ
وَلَا
حُزْنٍ
حَتَّى
الشَّوْكَةِ
يُشَاكُهَا
إِلَّا
كَفَّرَ
اللهُ بِهَا
مِنْ
خَطَايَاهُ". |
|
|
|
470. Abu Dawud, Hadits
No. 3089: "Sesungguhnya
seorang mukmin, ketika ditimpa sakit lalu Allah menyembuhkannya, itu menjadi penebus dosa-dosa yang telah lalu dan menjadi
peringatan baginya untuk masa yang akan datang. Sedangkan seorang munafik, ketika sakit lalu sembuh,
ia seperti unta yang diikat oleh pemiliknya lalu dilepaskan, ia tidak tahu
mengapa ia diikat dan tidak
tahu mengapa ia dilepaskan." |
|
وأبو
داود رقم
(٣٠٨٩): «إِنَّ
الْمُؤْمِنَ
إِذَا
أَصَابَهُ
السَّقَمُ
ثُمَّ عَافَاهُ
اللهُ
مِنْهُ
كَانَ
كَفَّارَةً
لِمَا مَضَى
مِنْ
ذُنُوبِهِ
وَمَوْعِظَةً
لَهُ فِيمَا
يَسْتَقْبِلُ،
وَإِنَّ
الْمُنَافِقَ
إِذَا
مَرِضَ
ثُمَّ
عُوفِيَ
كَانَ كَالْبَعِيرِ
عَقَلَهُ
أَهْلُهُ
ثُمَّ أَرْسَلُوهُ،
فَلَمْ
يَدْرِ لِمَ
عَقَلُوهُ وَلَمْ
يَدْرِ لِمَ
أَرْسَلُوهُ». |
|
|
|
471. Al-Bukhari, Hadits No. 5645:"Barang
siapa yang Allah kehendaki kebaikan baginya, maka Allah akan menimpakan musibah
atau cobaan kepadanya." |
|
والبخاري
رقم (٥٦٤٥): «مَنْ
يُرِدِ
اللهُ بِهِ
خَيْرًا
يُصِبْ
مِنْهُ» أي
يُوَجِّهُ
اللهُ
إِلَيْهِ
مُصِيبَةً
أَوْ
بَلَاءً. |
|
|
|
472. Al-Thabarani, dalam
Kanz al-'Ummal, Hadits No. 6851: "Pada hari kiamat,
akan didatangkan orang
yang mati syahid dan ia dihadapkan
untuk dihisab, kemudian didatangkan orang yang
bersedekah dan ia juga dihisab,
lalu didatangkan
orang-orang yang diuji dengan
kesusahan, tetapi bagi mereka tidak
akan dihadapkan timbangan dan catatan amal. Mereka akan diberi
pahala dengan curahan yang melimpah, sampai-sampai orang-orang yang sehat
berharap di tempat perhentian itu bahwa tubuh mereka
dipotong-potong dengan gunting karena begitu baiknya pahala yang Allah berikan kepada mereka." |
|
والطبراني
كنز العمال
رقم
(٦٨٥١):«يُؤْتَى
بِالشَّهِيدِ
يَوْمَ
الْقِيَامَةِ
فَيُنْصَبُ
لِلْحِسَابِ،
ثُمَّ
يُؤْتَى
بِالْمُتَصَدِّقِ
فَيُنْصَبُ
لِلْحِسَابِ،
ثُمَّ يُؤْتَى
بِأَهْلِ
الْبَلَاءِ
لَا
يُنْصَبُ لَهُمُ
الْمِيزَانُ
وَلَا
يُنْصَبُ
لَهُم دِيوَانٌ،
فَيُصَبُّ
عَلَيْهِمُ
الْأَجْرُ صَبًّا،
حَتَّى
إِنَّ
أَهْلَ
الْعَافِيَةِ
لَيَتَمَنَّوْنَ
فِي
الْمَوْقِفِ
أَنَّ أَجْسَادَهُمْ
قُرِضَتْ
بِالْمَقَارِيضِ
مِنْ حُسْنِ
ثَوَابِ
اللهِ
لَهُمْ». |
|
|
|
473. Bukhari mengeluarkan dalam Al-Awsath, Al-Jami'
Al-Shaghir, Hadits No.
865: "Jika seorang hamba sakit selama
tiga hari, maka ia keluar
dari dosa-dosanya seperti hari saat ibunya melahirkannya." |
|
وهو في
الأوسط،
الجامع
الصغير رقم
(٨٦٥):«إِذَا
مَرِضَ
الْعَبْدُ
ثَلَاثَةَ
أَيَّامٍ
خَرَجَ مِنْ
ذُنُوبِهِ
كَيَوْمِ
وَلَدَتْهُ
أُمُّهُ». |
|
|
|
Ibn Abi Al-Dunya (belum ditemukan, mungkin ada dalam bab
tentang penyakit dan penebusan dosa): |
|
وابن
أبي الدنيا:لم
أَجِدْهُ
وَلَعَلَّهُ
فِي الْمَرَضِ
وَالْكَفَّارَاتِ:«مَنْ
كَتَمَ
حُمَّى
يَوْمَ
أَصَابَتْهُ
أَخْرَجَهُ
اللهُ مِنْ
ذُنُوبِهِ
كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ
أُمُّهُ،
وَكَتَبَ
اللهُ لَهُ بَرَاءَةً
مِنَ
النَّارِ،
وَسَتَرَ
عَلَيْهِ
كَمَا
سَتَرَ
بَلَاءَ
اللهِ فِي
الدُّنْيَا». |
|
|
|
Minggu, 06 Oktober 2024
Tentang pahala orang sakit || Bab Iyyadzul Maridz || Irsyadul Ibad
Penutup tentang pahala orang sakit