Kamis, 03 Oktober 2024

MASALAH KELIMA || SAAT RUH TERLEPAS DARI JASAD || KAJIAN ARRUH

SETELAH RUH TERLEPAS DARI JASAD
Oleh: Badrun

المَسْأَلَةُ الخامِسَةُ

 

Permasalahan Kelima

 

 

 

وَهِيَ أَنَّ الأرْواحَ بَعْدَ مُفارَقَةِ الأَبْدانِ إِذا تَجَرَّدَتْ، بِأَيِّ شَيْءٍ يَتَمَيَّزُ بَعْضُهَا مِن بَعْضٍ حَتَّى تَتَعَارَفَ وَتَتَلاقَى؟ وَهَلْ تَشْكَلُ إِذا تَجَرَّدَتْ بِشَكْلِ بَدَنِهَا الَّذِي كَانَتْ فِيهِ وَتَلْبَسُ صُورَتَهُ أَمْ كَيْفَ يَكُونُ حالُهَا؟

 

Yaitu, setelah ruh-ruh berpisah dari jasad, ketika mereka menjadi tidak terikat, dengan apa mereka dapat dibedakan satu sama lain sehingga mereka saling mengenal dan bertemu? Apakah ruh-ruh ini mengambil bentuk jasad yang pernah mereka tempati dan mengenakan wujudnya, atau bagaimana keadaan mereka?

 

 

 

هَذِهِ مَسْأَلَةٌ لا تَكَادُ تَجِدُ مَنْ تَكَلَّمَ فِيهَا، وَلا يُظْفَرُ فِيهَا مِمَّن كَتَبَ النَّاسُ بِطَائِلٍ وَلا غَيْرِ طَائِلٍ، وَلا سِيَّمَا عَلَى أُصُولِ مَنْ يَقُولُ: بِأَنَّهَا مُجَرَّدَةٌ عَنْ المَادَّةِ وَعَلَائِقِهَا، وَلَيْسَتْ بِدَاخِلِ العَالَمِ وَلَا خَارِجِهِ، وَلَا لَهَا شَكْلٌ وَلَا قَدْرٌ وَلَا شَخْصٌ، فَهَذَا السُّؤَالُ عَلَى أُصُولِهِمْ مِمَّا لا جَوَابَ لَهُمْ عَنْهُ،

 

Ini adalah permasalahan yang hampir tidak ada yang membahasnya, dan dari tulisan-tulisan manusia pun tidak ditemukan jawaban yang memuaskan atau yang tidak memuaskan, terutama menurut prinsip orang-orang yang berpendapat bahwa ruh itu bebas dari materi dan keterikatannya, tidak berada di dalam dunia maupun di luar dunia, tidak memiliki bentuk, ukuran, atau keberadaan personal. Menurut prinsip mereka, pertanyaan ini tidak memiliki jawaban.

 

 

 

وَكَذَلِكَ مَنْ يَقُولُ: هِيَ عَرَضٌ مِنْ أَعْرَاضِ البَدَنِ، فَتَمَيُّزُهَا عَنْ غَيْرِهَا مَشْرُوطٌ قِيَامُهَا بِبَدَنِهَا، فَلَا تَمَيُّزَ لَهَا بَعْدَ الْمَوْتِ، بَلْ لا وُجُودَ لَهَا عَلَى أُصُولِهِمْ، بَلْ تُعَدَّمُ وَتَبْطُلُ بِاضْمِحْلالِ البَدَنِ كَمَا تَبْطُلُ سَائِرُ صِفَاتِ الحَيِّ،

 

Begitu juga bagi mereka yang berpendapat bahwa ruh hanyalah salah satu sifat dari jasad, yang pembedaannya dari ruh lainnya bergantung pada keterikatannya dengan jasadnya. Maka, setelah kematian, ruh tidak memiliki pembeda, bahkan tidak ada keberadaan bagi ruh menurut prinsip mereka, karena menurut mereka, ruh akan lenyap dan musnah bersamaan dengan hancurnya jasad, sebagaimana sifat-sifat makhluk hidup lainnya juga musnah.

 

 

 

وَلَا يُمْكِنُ جَوَابُ هَذِهِ المَسْأَلَةِ إِلَّا عَلَى أُصُولِ أَهْلِ السُّنَّةِ الَّتِي تَظَاهَرَتْ عَلَيْهَا أَدِلَّةُ القُرْآنِ، وَالسُّنَّةِ، وَالآثَارِ، وَالاعتِبَارِ، وَالعَقْلِ، وَالْقَوْلُ إِنَّهَا ذَاتٌ قَائِمَةٌ بِنَفْسِهَا تَصْعَدُ، وَتَنْزِلُ، وَتَتَّصِلُ، وَتَنفَصِلُ، وَتَخْرُجُ، وَتَذْهَبُ، وَتَجِيءُ، وَتَتَحَرَّكُ، وَتَسْكُنُ، وَعَلَى هَذَا أَكْثَرُ مِن مِئَةِ دَلِيلٍ قَدْ ذَكَرْنَاهَا فِي كِتَابِنَا الْكَبِيرِ فِي مَعْرِفَةِ الرُّوحِ وَالنَّفْسِ، وَبَيَّنَا بُطْلانَ مَا خَالَفَ هَذَا الْقَوْلَ مِنْ وُجُوهٍ كَثِيرَةٍ، وَإِنَّ مَنْ قَالَ غَيْرَهُ لَمْ يَعْرِفْ نَفْسَهُ.

 

Permasalahan ini tidak dapat dijawab kecuali berdasarkan prinsip-prinsip Ahlus Sunnah, yang didukung oleh bukti-bukti dari Al-Qur an, Sunnah, atsar, pemikiran logis, dan akal sehat. Ahlus Sunnah berpendapat bahwa ruh itu adalah entitas yang berdiri sendiri, yang naik, turun, bersatu, terpisah, keluar, pergi, datang, bergerak, dan diam. Lebih dari seratus bukti telah kami sebutkan dalam kitab besar kami tentang pengetahuan ruh dan jiwa, dan kami menjelaskan kebatilan pendapat-pendapat yang bertentangan dengan banyak sekali argumen. Orang yang berpendapat lain tidak mengenal dirinya sendiri.

 

 

 

وَقَدْ وَصَفَهَا اللَّهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى بِالدُّخُولِ، وَالْخُرُوجِ، وَالْقَبْضِ، وَالتَّوْفِي، وَالرُّجُوعِ، وَصُعُودِهَا إِلَى السَّمَاءِ، وَفَتْحِ أَبْوَابِهَا لَهَا، وَغَلْقِهَا عَنْهَا، فَقَالَ تَعَالَى: وَلَوْ تَرَى إِذْ الظَّالِمُونَ فِي غَمَرَاتِ الْمَوْتِ وَالْمَلَائِكَةُ بَاسِطُوا أَيْدِيهِمْ أَخْرِجُوا أَنْفُسَكُمْ، وَقَالَ تَعَالَى: يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً. فَادْخُلِي فِي عِبَادِي وَادْخُلِي جَنَّتِي) .

 

Allah SWT telah menggambarkan ruh dengan masuk, keluar, ditangkap, wafat, kembali, naik ke langit, serta terbukanya pintu-pintu langit baginya dan tertutupnya pintu-pintu langit dari ruh tersebut. Allah SWT berfirman, "Dan jika kamu melihat ketika orang-orang yang zalim berada dalam sakaratul maut, sementara para malaikat membentangkan tangan mereka [seraya berkata], 'Keluarkanlah nyawa kalian!'" Dan Allah SWT juga berfirman, "Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan ridha dan diridhai." "Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku dan masuklah ke dalam surga-Ku."

 

 

 

وَهَذَا يُقَالُ لَهَا عِنْدَ الْمُفَارَقَةِ لِلْجَسَدِ . وَقَالَ تَعَالَى : وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا فَأَخْبَرَ أَنَّهُ سَوَّى النَّفْسَ كَمَا أَخْبَرَ أَنَّهُ سَوَّى الْبَدَنَ فِي قَوْلِهِ : الَّذِي خَلَقَكَ فَسَوَّاكَ فَعَدَلَكَ ، فَهُوَ سُبْحَانَهُ سَوَّى نَفْسَ الإِنْسَانِ كَمَا سَوَّى بَدَنَهُ ، بَلْ سَوَّى بَدَنَهُ كَالْقَالَبِ لِنَفْسِهِ ، فَتَسْوِيَةُ الْبَدَنِ تَابِعَةٌ لِتَسْوِيَةِ النَّفْسِ، وَالْبَدَنُ مَوْضُوعٌ لَهَا كَالْقَالَبِ لِمَا هُوَ مَوْضُوعٌ لَهُ

 

Ini dikatakan kepadanya ketika berpisah dari jasadnya. Dan Allah Ta'ala berfirman: "Demi jiwa serta penyempurnaannya, maka Dia mengilhamkan kepadanya kefasikan dan ketakwaannya." Dia memberitahukan bahwa Dia menyempurnakan jiwa, sebagaimana Dia memberitahukan bahwa Dia menyempurnakan tubuh dalam firman-Nya: "Yang menciptakanmu, menyempurnakanmu, dan membuatmu seimbang." Maka, Dia Yang Maha Suci menyempurnakan jiwa manusia sebagaimana Dia menyempurnakan tubuhnya. Bahkan, tubuh disempurnakan seperti cetakan untuk jiwanya, jadi penyempurnaan tubuh itu mengikuti penyempurnaan jiwa, dan tubuh ditempatkan seperti cetakan bagi sesuatu yang dicetaknya.

 

 

 

وَمِنْ هَا هُنَا يُعْلَمُ أَنَّهَا تَأْخُذُ مِنْ بَدَنِهَا صُورَةً تَتَمَيَّزُ بِهَا عَنْ غَيْرِهَا ، فَإِنَّهَا تَتَأَثَّرُ ، وَتَنْتَقِلُ مِنَ الْبَدَنِ كَمَا يَتَأَثَّرُ الْبَدَنُ وَيَنْتَقِلُ عَنْهَا ، فَيَكْتَسِبُ الْبَدَنُ الطَّيِّبَ وَالْخُبْثَ مِنْ طِيبِ النَّفْسِ وَخُبْثِهَا ، وَتَكْتَسِبُ النَّفْسُ الطِّيبَ وَالْخُبْثَ مِنْ طِيبِ الْبَدَنِ وَخُبْثِهِ ؛ فَأَشَدُّ الْأَشْيَاءِ ارْتِبَاطاً وَتَنَاسُباً وَتَفَاعُلًا وَتَأَثُّرًا مِنْ أَحَدِهِمَا بِالْآخَرِ الرُّوحُ وَالْبَدَنُ ؛ وَلِهَذَا يُقَالُ لَهَا عِنْدَ الْمُفَارَقَةِ : اخْرُجِي أَيَّتُهَا النَّفْسُ الطَّيِّبَةُ كَانَتْ فِي الْجَسَدِ الطَّيِّبِ ، النَّفْسِ ، وَاخْرُجِي أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْخَبِيثَةُ كَانَتْ فِي الْجَسَدِ الْخَبِيثِ

 

Dari sini dapat diketahui bahwa jiwa mengambil bentuk dari tubuhnya yang membedakannya dari yang lain. Jiwa itu terpengaruh dan berpindah dari tubuh sebagaimana tubuh terpengaruh dan berpindah darinya. Tubuh mendapatkan kebaikan atau keburukan dari baik atau buruknya jiwa, dan jiwa mendapatkan kebaikan atau keburukan dari baik atau buruknya tubuh. Hubungan yang paling erat, sepadan, dan saling mempengaruhi adalah antara jiwa dan tubuh. Oleh karena itu, dikatakan kepadanya saat perpisahan: "Keluarlah, wahai jiwa yang baik yang berada dalam tubuh yang baik," dan "Keluarlah, wahai jiwa yang buruk yang berada dalam tubuh yang buruk."

 

 

 

وَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى : اللَّهُ يَتَوَفَّى الْأَنْفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِي لَمْ تَمُتْ فِي مَنَامِهَافَيُمْسِكُ الَّتِي قُضِيَ عَلَيْهَا الْمَوْتُ وَيُرْسِلُ الْأُخْرَى إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى فَوَصَفَهَا بِالتَّوَفِّي ، وَالْإِمْسَاكِ ، وَالْإِرْسَالِ ، كَمَا وَصَفَهَا بِالدُّخُولِ ، وَالْخُرُوجِ ، وَالرُّجُوعِ ، وَالتَّسْوِيَةِ ؛ وَقَدْ أَخْبَرَ النَّبِيُّ اللَّهَ أَنَّ بَصَرَ الْمَيِّتِ يَتْبَعُ نَفْسَهُ إِذَا قُبِضَتْ". وَأَخْبَرَ أَنَّ الْمَلَكَ يَقْبِضُهَا ، فَتَأْخُذُهَا الْمَلَائِكَةُ مِنْ يَدِهِ ، فَيُوجَدُ لَهَا كَأَطْيَبِ نَفْحَةِ مِسْكٍ وُجِدَتْ عَلَى وَجْهِ الْأَرْضِ ، أَوْ كَأَنْتَنِ رِيحِ جِيفَةٍ وُجِدَتْ عَلَى وَجْهِ الْأَرْضِ

 

Allah Ta'ala berfirman: "Allah mewafatkan jiwa-jiwa saat kematiannya dan jiwa-jiwa yang tidak mati dalam tidurnya, lalu Dia menahan jiwa yang telah ditetapkan kematiannya dan melepaskan yang lainnya sampai waktu yang ditentukan." Dia menggambarkan jiwa dengan wafat, penahanan, dan pelepasan, sebagaimana Dia menggambarkannya dengan masuk, keluar, kembali, dan penyempurnaan. Nabi SAW memberitahukan bahwa pandangan orang yang meninggal mengikuti jiwanya ketika dicabut. Nabi juga memberitahukan bahwa malaikat mencabutnya, lalu malaikat lainnya mengambilnya dari tangannya, dan jiwa itu tercium seperti aroma misik terbaik yang pernah ditemukan di muka bumi, atau seperti bau busuk bangkai terburuk yang pernah ada di muka bumi.

 

 

 

وَالْأَعْرَاضُ لَا رِيحَ لَهَا ، وَلَا تُـمْسَكُ ، وَلَا تُؤْخَذُ مِنْ يَدٍ إِلَى يَدٍ. وَأَخْبَرَ أَنَّهَا تَصْعَدُ إِلَى السَّمَاءِ ، وَيُصَلِّي عَلَيْهَا كُلُّ مَلَكِ اللَّهِ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ ، وَأَنَّهَا تُفْتَحُ لَهَا أَبْوَابُ السَّمَاءِ ، فَتَصْعَدُ مِنْ سَمَاءٍ إِلَى سَمَاءٍ حَتَّى يُنْتَهَى بِهَا إِلَى السَّمَاءِ الَّتِي فِيهَا اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ، فَتُوقَفُ بَيْنَ يَدَيْهِ ، وَيَأْمُرُ بِكِتَابَةِ اسْمِهِ فِي دِيوَانِ أَهْلِ عِلِّيِّينَ، أَوْ دِيوَانِ أَهْلِ سِجِّينٍ، ثُمَّ تُرَدُّ إِلَى الْأَرْضِ؛ وَإِنَّ رُوحَ الْكَافِرِ تُطْرَحُ طَرْحًا، وَأَنَّهَا تَدْخُلُ مَعَ الْبَدَنِ فِي قَبْرِهَا لِلسُّؤَالِ

 

Sedangkan, sifat-sifat tidak memiliki bau, tidak bisa dipegang, dan tidak diambil dari tangan ke tangan. Nabi juga memberitahukan bahwa jiwa naik ke langit, dan setiap malaikat Allah yang ada di antara langit dan bumi mendoakannya. Pintu-pintu langit dibukakan untuknya, dan ia naik dari langit ke langit sampai berhenti di langit tempat Allah Yang Maha Mulia berada. Ia dihadapkan di hadapan-Nya, dan Dia memerintahkan agar namanya ditulis di dalam daftar para penghuni surga 'Illiyyin, atau catatan perbuatan orang-orang penghuni Sijjin, kemudian dikembalikan ke bumi; dan sungguh ruh orang kafir dilemparkan dengan keras, dan ruh itu masuk bersama tubuhnya ke dalam kuburnya untuk ditanya."

 

 

 

وَقَدْ أَخْبَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: بِأَنَّ نَسْمَةَ الْمُؤْمِنِ - وَهِيَ رُوحُهُ - طَائِرٌ يَعْلَقُ فِي شَجَرِ الْجَنَّةِ، حَتَّى يَرُدَّهَا اللهُ إِلَى جَسَدِهَا

 

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah memberitakan bahwa ruh seorang mukmin yang merupakan jiwanya akan menjadi burung yang bergantung pada pepohonan surga, hingga Allah mengembalikannya ke jasadnya.

 

 

 

وَأَخْبَرَ أَنَّ أَرْوَاحَ الشُّهَدَاءِ فِي حَوَاصِلِ طَيْرٍ خُضْرٍ تَرِدُ أَنْهَارَ الْجَنَّةِ، وَتَأْكُلُ مِنْ ثِمَارِهَا، وَأَخْبَرَ أَنَّ الرُّوحَ تُنَعَّمُ وَتُعَذَّبُ فِي الْبَرْزَخِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ

 

Beliau juga memberitakan bahwa ruh para syuhada berada di dalam tembolok burung berwarna hijau, yang minum dari sungai-sungai surga dan memakan buah-buahannya. Beliau juga mengabarkan bahwa ruh akan diberi nikmat atau disiksa di alam barzakh hingga hari kiamat.

 

 

 

وَقَدْ أَخْبَرَ سُبْحَانَهُ عَنْ أَرْوَاحِ قَوْمِ فِرْعَوْنَ أَنَّهَا تُعْرَضُ عَلَى النَّارِ غُدُوًّا وَعَشِيًّا قَبْلَ يَوْمِ الْقِيَامَةِ؛ وَقَدْ أَخْبَرَ سُبْحَانَهُ عَنِ الشُّهَدَاءِ بِأَنَّهُمْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ؛

وَهَذِهِ حَيَاةُ أَرْوَاحِهِمْ، وَرِزْقُهَا دَائِمٌ؛ وَإِلَّا فَالْأَبْدَانُ قَدْ تَمَزَّقَتْ؛

 

Allah subhanahu wa ta'ala telah memberitakan tentang ruh kaum Fir'aun, bahwa ruh-ruh mereka dihadapkan kepada api pada pagi dan petang sebelum hari kiamat. Dan Allah subhanahu wa ta'ala juga telah memberitakan tentang para syuhada bahwa mereka hidup di sisi Tuhan mereka dan diberi rezeki. Ini adalah kehidupan bagi ruh-ruh mereka, dan rezeki tersebut abadi, sedangkan tubuh-tubuh mereka telah hancur.

 

 

 

وَقَدْ فَسَّرَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَذِهِ الْحَيَاةَ بِأَنَّ أَرْوَاحَهُمْ فِي جَوْفِ طَيْرٍ خُضْرٍ، لَهَا قَنَادِيلُ مُعَلَّقَةٌ بِالْعَرْشِ، تَسْرَحُ مِنَ الْجَنَّةِ حَيْثُ شَاءَتْ، ثُمَّ تَأْوِي إِلَى تِلْكَ الْقَنَادِيلِ، فَاطَّلَعَ إِلَيْهِمْ رَبُّهُمْ إِطْلَاعَةً فَقَالَ: هَلْ تَشْتَهُونَ شَيْئًا؟ قَالُوا: أَيُّ شَيْءٍ نَشْتَهِي وَنَحْنُ نَسْرَحُ مِنَ الْجَنَّةِ حَيْثُ شِئْنَا (فُعِلَ بِهِمْ ذَلِكَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ)، فَلَمَّا رَأَوْا أَنَّهُمْ لَنْ يُتْرَكُوا مِنْ أَنْ يُسْأَلُوا، قَالُوا: نُرِيدُ أَنْ تُرَدَّ أَرْوَاحُنَا فِي أَجْسَادِنَا حَتَّى نُقْتَلَ فِي سَبِيلِكَ مَرَّةً أُخْرَى.

 

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menafsirkan bahwa kehidupan ini adalah ruh-ruh mereka berada di dalam perut burung berwarna hijau yang memiliki lentera-lentera yang tergantung di 'Arsy. Burung-burung itu terbang di surga ke mana saja yang mereka kehendaki, kemudian kembali ke lentera-lentera tersebut. Lalu Tuhan mereka memandang mereka dan berfirman: Apakah kalian menginginkan sesuatu? Mereka berkata: Apa yang harus kami inginkan, sementara kami dapat terbang di surga ke mana saja yang kami kehendaki? (Hal ini diulangi tiga kali). Ketika mereka melihat bahwa mereka tidak akan dibiarkan tanpa diminta sesuatu, mereka berkata: Kami ingin agar ruh-ruh kami dikembalikan ke tubuh kami sehingga kami bisa terbunuh di jalan-Mu sekali lagi.

 

 

 

(وَصَحَّ) عَنْهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَنَّ أَرْوَاحَ الشُّهَدَاءِ فِي طَيْرٍ خُضْرٍ تَعْلِقُ مِنْ ثَمَرِ الْجَنَّةِ؛ وَتَعْلِقُ (بِضَمِّ اللَّامِ) أَي تَأْكُلُ الْعَلْقَةَ.

 

(Shahih) dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bahwa ruh-ruh para syuhada berada di burung berwarna hijau yang memakan buah-buahan dari surga. Terlampir dengan penekanan bahwa kata "ta allaq" (dengan lam bertasydid) berarti mereka memakan buah tersebut.

 

 

 

(وَقَالَ): ابْنُ عَبَّاسٍ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَمَّا أُصِيبَ إِخْوَانُكُمْ بِأُحُدٍ، جَعَلَ اللهُ أَرْوَاحَهُمْ فِي أَجْوَافِ طَيْرٍ خُضْرٍ تَرِدُ أَنْهَارَ الْجَنَّةِ، وَتَأْكُلُ مِنْ ثِمَارِهَا، وَتَأْوِي إِلَى قَنَادِيلَ مِنْ ذَهَبٍ فِي ظِلِّ الْعَرْشِ، فَلَمَّا وَجَدُوا طِيبَ مَشْرَبِهِمْ وَمَأْكَلِهِمْ وَحُسْنَ مَقِيلِهِمْ، قَالُوا: يَا لَيْتَ إِخْوَانَنَا يَعْلَمُونَ مَا صَنَعَ اللهُ لَنَا لِئَلَّا يَزْهَدُوا فِي الْجِهَادِ وَلَا يَنْكُلُوا عَنِ الْحَرْبِ؛ فَقَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: أَنَا أُبَلِّغُهُمْ عَنْكُمْ، فَأَنْزَلَ اللهُ تَعَالَى عَلَى رَسُولِهِ: وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ" الْآيَاتِ، رَوَاهُ الإِمَامُ أَحْمَدُ؛ وَهَذَا صَرِيحٌ فِي أَكْلِهَا وَشُرْبِهَا وَحَرَكَتِهَا وَانْتِقَالِهَا وَكَلَامِهَا؛ وَسَيَأْتِي مَزِيدُ تَقْرِيرٍ لِذَلِكَ عَنْ قَرِيبٍ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى.

 

Ibnu Abbas berkata: Rasulullah bersabda: "Ketika saudara-saudaramu terbunuh dalam perang Uhud, Allah menjadikan ruh mereka berada dalam perut burung berwarna hijau yang mengunjungi sungai-sungai surga, memakan buah-buahannya, dan berlindung di lentera-lentera emas di bawah naungan Arsy. Ketika mereka merasakan kelezatan minuman, makanan, dan tempat istirahat mereka yang baik, mereka berkata, 'Wahai, sekiranya saudara-saudara kami mengetahui apa yang telah Allah lakukan untuk kami, agar mereka tidak enggan berjihad dan tidak mundur dari perang.' Maka Allah yang Maha Mulia dan Maha Agung berfirman, 'Aku akan memberitahukan mereka tentang kalian.' Maka Allah menurunkan kepada Rasul-Nya firman-Nya: 'Janganlah engkau mengira orang-orang yang terbunuh di jalan Allah itu mati; mereka itu hidup di sisi Tuhan mereka dengan diberi rezeki' (ayat-ayat), diriwayatkan oleh Imam Ahmad. Ini adalah dalil yang jelas tentang makan, minum, gerakan, perpindahan, dan perkataan mereka; dan akan ada penjelasan lebih lanjut mengenai hal itu, insya Allah Ta'ala, dalam waktu dekat.

 

 

 

وَإِذَا كَانَ هَذَا شَأْنُ الأَرْوَاحِ، فَتَمَيُّزُهَا بَعْدَ الْمُفَارَقَةِ يَكُونُ أَظْهَرَ مِنْ تَمَيُّزِ الأَبْدَانِ، وَالِاشْتِبَاهُ بَيْنَهَا أَبْعَدُ مِنِ اشْتِبَاهِ الأَبْدَانِ، فَإِنَّ الأَبْدَانَ تَشْتَبِهُ كَثِيرًا، وَأَمَّا الأَرْوَاحُ فَقَلَّ مَا تَشْتَبِهُ

 

Dan jika ini adalah keadaan ruh, maka perbedaan di antara mereka setelah berpisah dari jasad akan lebih jelas daripada perbedaan jasad, dan kesamaan di antara mereka lebih kecil daripada kesamaan jasad. Sebab, jasad seringkali mirip satu sama lain, sedangkan ruh jarang mirip satu sama lain.

 

 

 

يُوضِّحُ هَذَا أَنَّا لَمْ نُشَاهِدْ أَبْدَانَ الأَنْبِيَاءِ وَالصَّحَابَةِ وَالأَئِمَّةِ وَهُمْ مُمَيَّزُونَ فِي عِلْمِنَا أَظْهَرَ تَمَيُّزٍ، وَلَيْسَ ذَلِكَ التَّمَيُّزُ رَاجِعًا إِلَى مُجَرَّدِ أَبْدَانِهِمْ، وَإِنْ ذُكِرَ لَنَا مِنْ صِفَاتِ أَبْدَانِهِمْ مَا يَخْتَصُّ بِهِ أَحَدُهُمْ مِنَ الآخَرِ، بَلِ التَّمَيُّزُ الَّذِي عِنْدَنَا بِمَا عَلِمْنَاهُ وَعَرَفْنَاهُ مِنْ صِفَاتِ أَرْوَاحِهِمْ وَمَا قَامَ بِهَا، وَتَمَيُّزُ الرُّوحِ عَنِ الرُّوحِ بِصِفَاتِهَا أَعْظَمُ مِنْ تَمَيُّزِ الْبَدَنِ عَنِ الْبَدَنِ بِصِفَاتِهِ، أَلَا تَرَى أَنَّ بَدَنَ الْمُؤْمِنِ وَالْكَافِرِ قَدْ يَشْتَبِهَانِ كَثِيرًا وَبَيْنَ رُوحَيْهِمَا أَعْظَمُ التَّبَايُنِ وَالتَّمَيُّزِ، وَأَنْتَ تَرَى أَخَوَيْنِ شَقِيقَيْنِ مُشْتَبِهَيْنِ فِي الْخِلْقَةِ غَايَةَ الِاشْتِبَاهِ وَبَيْنَ رُوحَيْهِمَا غَايَةَ التَّبَايُنِ، فَإِذَا تَجَرَّدَتْ هَاتَانِ الرُّوحَانِ كَانَ تَمَيُّزُهُمَا فِي غَايَةِ الظُّهُورِ.

 

Hal ini dijelaskan dengan kenyataan bahwa kita tidak melihat jasad para nabi, sahabat, dan para imam, namun mereka sangat jelas dibedakan dalam pengetahuan kita. Perbedaan ini tidak hanya disebabkan oleh jasad mereka, meskipun ada ciri-ciri fisik yang membedakan satu dari yang lain, tetapi perbedaan yang ada pada kita adalah berdasarkan apa yang kita ketahui dan pahami tentang sifat-sifat ruh mereka dan apa yang ada padanya. Perbedaan antara ruh dan ruh berdasarkan sifat-sifatnya lebih besar daripada perbedaan antara jasad dan jasad berdasarkan ciri-cirinya. Tidakkah engkau melihat bahwa jasad seorang mukmin dan kafir sering kali mirip satu sama lain, tetapi antara ruh mereka terdapat perbedaan yang sangat besar dan jelas. Engkau juga melihat dua saudara kandung yang sangat mirip dalam bentuk fisik, tetapi ruh mereka memiliki perbedaan yang sangat besar. Ketika kedua ruh tersebut terpisah dari jasad, perbedaan mereka menjadi sangat jelas.

 

 

 

وَأُخْبِرُكَ بِأَمْرٍ، إِذَا تَأَمَّلْتَ أَحْوَالَ الأَنْفُسِ وَالأَبْدَانِ شَاهَدْتَهُ عِيَانًا، قَلَّ أَنْ تَرَى بَدَنًا قَبِيحًا وَشَكْلًا شَنِيعًا إِلَّا وَجَدْتَهُ مُرَكَّبًا عَلَى نَفْسٍ تُشَاكِلُهُ وَتُنَاسِبُهُ، وَقَلَّ أَنْ تَرَى آفَةً فِي بَدَنٍ إِلَّا وَفِي رُوحِ صَاحِبِهِ آفَةٌ تُنَاسِبُهَا، وَلِهَذَا تَأْخُذُ أَصْحَابُ الْفِرَاسَةِ أَحْوَالَ النُّفُوسِ مِنْ أَشْكَالِ الأَبْدَانِ وَأَحْوَالِهَا، فَقَلَّ أَنْ تُخْطِئَ ذَلِكَ.

 

Aku akan memberitahumu tentang suatu hal, jika engkau merenungkan keadaan ruh dan jasad, engkau akan menyaksikannya dengan nyata. Jarang sekali engkau melihat jasad yang buruk dan bentuk yang jelek kecuali engkau menemukan bahwa ruh yang berkaitan dengannya serupa dan sesuai dengannya. Dan jarang engkau melihat cacat pada jasad kecuali pada ruh pemiliknya juga terdapat cacat yang sesuai. Oleh karena itu, orang-orang yang memiliki firasat sering menilai keadaan ruh dari bentuk dan keadaan jasadnya, dan jarang mereka salah dalam hal itu.

 

 

 

(وَيُحْكَى) عَنِ الشَّافِعِيِّ رَحِمَهُ اللهُ فِي ذَلِكَ عَجَائِبُ. وَقَلَّ أَنْ تَرَى شَكْلًا حَسَنًا، وَصُورَةً جَمِيلَةً، وَتَرْكِيبًا لَطِيفًا، إِلَّا وَجَدْتَ الرُّوحَ الْمُتَعَلِّقَةَ بِهِ مُنَاسِبَةً لَهُ، هَذَا مَا لَمْ يُعَارِضْ ذَلِكَ مَا يُوجِبُ خِلَافَهُ مِنْ تَعَلُّمٍ وَتَدَرُّبٍ وَاعْتِيَادٍ. وَإِذَا كَانَتِ الأَرْوَاحُ الْعُلْوِيَّةُ - وَهُمْ الْمَلَائِكَةُ - مُمَيَّزَةً بَعْضُهَا عَنْ بَعْضٍ مِنْ غَيْرِ أَجْسَامٍ تَحْمِلُهُمْ، وَكَذَلِكَ الْجِنُّ، فَتَمْيِيزُنا الأَرْوَاحَ الْبَشَرِيَّةَ أَوْلَى.

 

"Dikisahkan dari Imam Syafi'i rahimahullah tentang hal itu berbagai keajaiban. Jarang sekali engkau melihat bentuk yang elok, wajah yang indah, dan susunan yang lembut, kecuali engkau akan mendapati ruh yang terkait dengannya sesuai dengannya, kecuali ada hal yang menghalangi itu, seperti pendidikan, pelatihan, dan kebiasaan. Jika ruh-ruh yang tinggi yaitu malaikat dibedakan satu sama lain tanpa tubuh yang membawa mereka, demikian pula dengan jin, maka membedakan ruh manusia tentu lebih utama."