Selasa, 08 Oktober 2024

Bab Kelima Belas, Menerangkan Tentang Keutamaan Sholat Sunnah.


Lihat Video di Sini


Nabi Muhammad SAW bersabda :
مَنْ صَلَّى فِي الْيَوْمِ وَاللَّيْلَةِ اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً تَطَوُّعًا بَنَى اللهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ
“Barang siapa mengerjakan sholat sunnah di dalam sehari dan semalam sebanyak 12 rokaat maka Allah akan mendirikan baginya rumah di dalam surga”.

Nabi Muhammad SAW bersabda :
مَنْ صَلَّى قَبْلَ الْفَجْرِ رَكْعَتَيْنِ وَقَبْلَ الظُّهْرِ أَرْبَعًا وَبَعْدَهَا أَرْبَعًا وَأَرْبَعًا قَبْلَ الْعَصْرِ دَخَلَ الْجَنَّةَ
“Barang siapa mengerjakan sholat (sunnah) sebelum fajar (qobliyah subuh) sebanyak 2 rokaat, sebelum dhuhur sebanyak 4 rokaat dan sesudahnya sebanyak 4 rokaat, dan sebanyak 4 rokaat sebelum ashar, maka dia masuk surga”.

Nabi Muhammad SAW bersabda :
مَنْ صَلَّى قَبْلَ الظُّهْرِ أَرْبَعًا كَانَ كَعَدْلِ رَقَبَةٍ مِنْ بَنِيْ إِسْمَاعِيْلَ
“Barang siapa mengerjakan sholat (sunnah) sebelum dhuhur sebanyak 4 rokaat maka dia seperti budak yang adil dari Bani Ismail (keturunan Nabi Ismail)”.

Nabi Muhammad SAW bersabda :
مَنْ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ فِي خَلاَءٍ لَا يَرَاهُ إِلَّا اللهُ وَالْمَلَائِكَةُ كُتِبَ لَهُ بَرَاءَةٌ مِنَ النَّارِ
“Barang siapa mengerjakan sholat (sunnah) sebanyak 2 rokaat di tempat sepi di mana tidak ada yang melihatnya kecuali Allah dan para malaikat, maka dicatat baginya bebas dari neraka”.

Nabi Muhammad SAW bersabda :
مَا مِنْ عَبْدٍ يُصَلِّي فِيْ بَيْتٍ مُظْلِمٍ بِرُكُوْعٍ تَامٍّ وَسُجُوْدٍ تَامٍّ إِلَّا وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ بِلَا حِسَابٍ
“Tidaklah seorang hamba yang mengerjakan sholat (sunnah) di dalam rumah yang gelap dengan ruku’ yang sempurna dan sujud yang sempurna kecuali wajib baginya surga tanpa hisab”.

Nabi Muhammad SAW bersabda :
مَنْ صَلَّى أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ بِحَيْثُ لَا تَرَاهُ النَّاسُ فَقَدْ بَرِئَ مِنَ النِّفَاقِ وَالْكُفْرِ وَالْبِدْعَةِ وَالضَّلَالَةِ
“Barang siapa mengerjakan sholat (sunnah) sebanyak 4 rokaat sekiranya manusia tidak mengetahuinya, maka dia benar-benar telah bebas dari nifaq (sifat munafiq), kufur (sifat kafir), bid’ah, dan sesat”.

Nabi Muhammad SAW bersabda :
مَنْ صَلَّى قَبْلَ الْعَصْرِ أَرْبَعًا حَرَّمَهُ اللهُ عَلَى النَّارِ
“Barang siapa mengerjakan sholat (sunnah) sebelum ashar sebanyak 4 rokaat, maka Allah mengharamkannya atas neraka”.

Nabi Muhammad SAW bersabda :
مَنْ صَلَّى بَعْدَ الْمَغْرِبِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ أَنْ يَتَكَلَّمَ كُتِبَتَا فِيْ عِلِّيِّيْنَ
“Barang siapa mengerjakan sholat (sunnah) sesudah maghrib sebanyak 2 rokaat sebelum dia berbicara, maka dicatatlah keduanya (pahala kedua rokaat itu) di dalam illiyin (1)”.

Catatan (1) :
Dalam Kitab Tanqihul Qoul oleh Imam Nawawi Al-Banteni, Illiyyin adalah buku catatan amal kebaikan, tempat di mana tercatatnya amal-amal orang-orang sholeh yang memberatkan diri dalam beramal baik.

Nabi Muhammad SAW bersabda :
مَنْ صَلَّى أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ بَعْدَ الْعِشَاءِ قَبْلَ أَنْ يَتَكَلَّمَ فَكَأَنَّمَا أَدْرَكَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ
“Barang siapa mengerjakan sholat (sunnah) sebanyak 4 rokaat sesudah isya’ sebelum dia berbicara maka seolah-oleh dia mendapati malam Lailatul Qodar di dalam Masjidil Haram”.

Nabi Muhammad SAW bersabda :
مَنْ صَلَّى الضُّحٰى ثِنْتَيْ عَشَرَةَ رَكْعَةً إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا كَتَبَ اللهُ لَهُ أَلْفَ أَلْفِ حَسَنَةٍ وَمَحَا عَنْهُ أَلْفَ أَلْفِ سَيِّئَةٍ وَرَفَعَ لَهُ أَلْفَ أَلْفِ دَرَجَةٍ وَبَنَى اللهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ وَغَفَرَ اللهُ لَهُ ذُنُوْبَهُ كُلَّهَا
“Barang siapa mengerjakan sholat dhuha sebanyak 12 rokaat karena iman dan mengharap ridlo Allah, maka Allah mencatat baginya sejuta kebaikan, menghapus darinya sejuta keburukan, mengangkat baginya sejuta derajat, Allah mendirikan baginya rumah di dalam surga, dan Allah mengampuni baginya semua dosa-dosanya”.
=================================
Kesimpulan:
Hadis-hadis di atas menekankan keutamaan sholat sunnah sebagai ibadah tambahan yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Melaksanakan sholat sunnah, baik dalam jumlah tertentu maupun pada waktu-waktu yang dianjurkan, akan membawa banyak manfaat, seperti;
  1. Dibangunkannya rumah di surga.
  2. Diampuninya dosa-dosa,
  3. Dihindarkan dari api neraka,
  4. Serta memperoleh pahala besar dan kemuliaan di sisi Allah.
  5. Selain itu, ada janji masuk surga bagi yang konsisten melakukannya.

Saran:
Umat Islam hendaknya memperbanyak sholat sunnah, khususnya pada waktu-waktu yang telah dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW, seperti sebelum subuh, sebelum dan sesudah dzuhur, sebelum ashar, sesudah maghrib, sesudah isya, serta saat dhuha. Melaksanakannya dengan ikhlas dan secara konsisten dapat membawa keberkahan dan kebaikan dunia akhirat. Sholat sunnah juga bisa dikerjakan di tempat yang sepi agar niatnya lebih tulus hanya untuk Allah.

Harapan:
Semoga umat Islam dapat menambah kecintaan dan kedisiplinan dalam melaksanakan sholat sunnah. Diharapkan, setiap muslim bisa meraih derajat yang tinggi di sisi Allah, bebas dari siksa neraka, dan mendapatkan tempat di surga. Harapannya, ibadah sunnah ini menjadi pelengkap yang menyempurnakan ibadah wajib, serta menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan meraih ridha-Nya.
================================

Berikut adalah beberapa kisah hikmah dari para ulama terkenal Al-Ghozali, Al-Jailani, dan As-Syafi'i—yang berkaitan dengan sholat dan keutamaannya:

1. Imam Al-Ghozali

Imam Al-Ghozali dikenal sebagai salah satu ulama terbesar dalam sejarah Islam. Dalam karya terkenalnya, "Ihya Ulumuddin," ia menekankan pentingnya sholat sunnah sebagai bagian dari penguatan spiritual.

Kisah: Suatu ketika, Al-Ghozali bercerita tentang pengalamannya dalam mencapai kedekatan dengan Allah. Ia menceritakan bagaimana ia merasa kosong dan tidak mendapatkan ketenangan meskipun banyak mengerjakan ibadah wajib. Setelah merenung, ia menyadari bahwa ia perlu memperbanyak sholat sunnah. Sejak saat itu, ia mulai mengamalkan sholat sunnah dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan, dan ia merasakan kebahagiaan serta kedamaian dalam hatinya. Ia mengajarkan kepada murid-muridnya bahwa sholat sunnah adalah jalan untuk memperbaiki hati dan mendekatkan diri kepada Allah.

2. Imam Al-Jailani

Imam Al-Jailani, pendiri tarekat Qadiriyah, juga dikenal sebagai ulama yang mendalami tasawuf. Ia mengajarkan pentingnya sholat sebagai sarana untuk mengingat Allah.

Kisah: Dalam sebuah cerita, Al-Jailani pernah berada dalam keadaan yang sulit dan tertekan. Ia merasa kehilangan arah dan tidak menemukan solusi atas masalahnya. Dalam kondisi tersebut, ia memutuskan untuk mengerjakan sholat sunnah di malam hari. Setelah menunaikan sholat, ia berdoa kepada Allah dengan penuh pengharapan. Tiba-tiba, ia mendapatkan inspirasi dan petunjuk untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Sejak saat itu, ia sangat mengutamakan sholat sunnah, terutama di malam hari, karena ia merasakan kekuatan dan kedamaian yang luar biasa setelah melakukannya.

3. Imam As-Syafi'i

Imam As-Syafi'i adalah pendiri mazhab Syafi'i dan dikenal sebagai seorang ulama yang sangat disiplin dalam beribadah. Ia sering menceritakan pengalaman spiritualnya terkait sholat.

Kisah: Diceritakan bahwa As-Syafi'i memiliki kebiasaan untuk melakukan sholat malam (qiyamullail) secara rutin. Suatu malam, ia merasa sangat lelah dan berniat untuk tidak melakukannya. Namun, saat ia berbaring, ia mendengar suara yang mengingatkannya bahwa sholat malam adalah waktu yang penuh berkah. Ia pun bangkit dan melaksanakan sholat malam dengan penuh khusyuk. Dalam sholat tersebut, ia mendapatkan kedamaian dan pemahaman baru tentang masalah yang tengah dihadapinya. Sejak itu, ia tidak pernah lagi meninggalkan sholat malam, bahkan ketika dalam keadaan sibuk.

Kesimpulan

Kisah-kisah di atas menunjukkan betapa pentingnya sholat sunnah dalam kehidupan para ulama. Mereka menjadikan sholat sunnah sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah, menemukan ketenangan, dan mendapatkan petunjuk dalam hidup. Ini menegaskan bahwa sholat sunnah bukan hanya sekadar ibadah tambahan, tetapi merupakan kunci untuk mencapai kedamaian batin dan keberkahan dalam hidup.

*Disampaikan Pada Kajian Rutin Kamis Kliwon 10 Oktober 2024 PAC Muslimat NU Margomulyo