Bab tentang Tanda-Tanda Kebaikan (Part IV) |
|
فَصْلٌ
فِي
عَلَامَاتِ
الْخَيْرِ |
|
|
|
"Dan orang
yang bertakwa memiliki tiga tanda: menghindari
dusta, menjauhi perbuatan keji, serta tidak berteman
dengan orang jahat. Dia meninggalkan sebagian dari yang halal karena takut terjerumus ke dalam yang haram." |
|
وَلِلتَّقِيَ
ثَلَاثُ
عَلَامَاتٍ يَتَّقِي
الْكَذِبَ
وَالْخَبَثَ
وَجَلِيْسَ
الشَّرِّ
وَيَدَعُ
شَطْرَ
الْحَلَالِ مَخَافَةَ
أَنْ يَقَعَ
فِي
الْحَرَامِ، |
|
|
|
Dari
dawuh di atas dapat diambil pelajaran sebagai berikut |
||
1. Menghindari
Dusta Al-Qur'an:
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an: QS. Al-Hajj
(22): 30 "Jauhilah
olehmu perbuatan dusta (perkataan-perkataan yang tidak benar)..." QS. An-Nur
(24): 51 "Sesungguhnya
jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya
agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka, ialah ucapan, 'Kami
mendengar, dan kami taat'. Dan mereka itulah orang-orang yang
beruntung." Hadits:
Rasulullah ﷺ
bersabda: "Sesungguhnya
kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan membawa ke surga. Dan
sesungguhnya dusta membawa kepada kejahatan, dan kejahatan membawa ke
neraka." (HR. Bukhari dan Muslim) Kalam Hikmah:
Imam Al-Ghazali dalam Ihya' Ulumuddin menyebutkan, "Hati orang yang
bertakwa dipenuhi dengan kecintaan kepada Allah sehingga ia tidak
menginginkan dusta. Sebab, dusta adalah penyakit hati yang muncul karena
lemahnya iman." |
|
١. تَجَنُّبُ
الْكَذِبِ القرآن
الكريم: قال
الله تعالى: سورة
الحج (٢٢): ٣٠ "فَاجْتَنِبُوا
الرِّجْسَ
مِنَ
الْأَوْثَانِ
وَاجْتَنِبُوا
قَوْلَ
الزُّورِ..." سورة
النور (٢٤): ٥١ "إِنَّمَا
كَانَ
قَوْلَ
الْمُؤْمِنِينَ
إِذَا
دُعُوا
إِلَى
اللَّهِ
وَرَسُولِهِ
لِيَحْكُمَ
بَيْنَهُمْ
أَنْ يَقُولُوا
سَمِعْنَا
وَأَطَعْنَا
ۚ وَأُولَٰئِكَ
هُمُ
الْمُفْلِحُونَ" الحديث
النبوي: قال
رسول الله ﷺ: "إِنَّ
الصِّدْقَ
يَهْدِي
إِلَى
الْبِرِّ، وَإِنَّ
الْبِرَّ
يَهْدِي
إِلَى
الْجَنَّةِ،
وَإِنَّ
الرَّجُلَ
لَيَصْدُقُ
حَتَّى
يُكْتَبَ
عِنْدَ
اللَّهِ
صِدِّيقًا. وَإِيَّاكُمْ
وَالْكَذِبَ،
فَإِنَّ
الْكَذِبَ
يَهْدِي
إِلَى
الْفُجُورِ،
وَإِنَّ الْفُجُورَ
يَهْدِي
إِلَى
النَّارِ."
(رواه البخاري
ومسلم) كلام
الحكمة: قال
الإمام
الغزالي في
إحياء علوم
الدين:
"قَلْبُ
الْمُتَّقِي
مَمْلُوءٌ
بِمَحَبَّةِ
اللَّهِ،
فَلَا
يَرْغَبُ فِي
الْكَذِبِ.
لِأَنَّ
الْكَذِبَ
دَاءُ الْقَلْبِ
يَظْهَرُ
مِنْ ضَعْفِ
الْإِيمَانِ." |
|
|
|
2. Menjauhi
Perbuatan Keji Al-Qur'an:
Allah SWT berfirman: QS. Al-Ankabut
(29): 45 "Sesungguhnya
shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar..." Hadits:
Rasulullah ﷺ
bersabda: "Sesungguhnya
Allah mencintai orang yang kuat dalam meninggalkan dosa dan tidak tergoda
oleh perbuatan keji." (HR. Bukhari) Kalam Hikmah:
Abu Yazid Al-Bustami berkata, "Keutamaan seorang hamba terletak pada
kemampuannya menjauhi kejahatan dan memperbanyak amal kebaikan. Perbuatan
keji adalah penghalang antara seorang hamba dengan Tuhannya." |
|
٢. تَجَنُّبُ
الْخُبْثِ القرآن
الكريم: قال
الله تعالى: سورة
العنكبوت (٢٩): ٤٥ "إِنَّ
الصَّلَاةَ
تَنْهَىٰ
عَنِ
الْفَحْشَاءِ
وَالْمُنْكَرِ..." الحديث
النبوي: قال
رسول الله ﷺ: "إِنَّ
اللَّهَ
يُحِبُّ
الْقَوِيَّ
فِي تَرْكِ
الْخَطِيئَةِ
وَلَا
يُغْرَى
بِالْفَاحِشَةِ."
(رواه
البخاري) كلام
الحكمة: قال
أبو يزيد
البسطامي:
"فَضْلُ الْعَبْدِ
فِي
قُدْرَتِهِ
عَلَى
تَجَنُّبِ
الشَّرِّ
وَكَثْرَةِ
الْخَيْرَاتِ.
فَالْخُبْثُ
حِجَابٌ
بَيْنَ
الْعَبْدِ
وَرَبِّهِ." |
|
|
|
3. Tidak
Berteman dengan Orang Jahat Al-Qur'an:
Allah SWT berfirman: QS. An-Nisa'
(4): 140 "Dan
sungguh, Dia telah menurunkan (ketentuan) kepada kamu di dalam Kitab
(Al-Qur'an) bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan
diperolok-olokkan, maka janganlah kamu duduk bersama mereka, sampai mereka
membicarakan pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (jika kamu berbuat
demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan
mengumpulkan semua orang munafik dan orang kafir di dalam neraka
Jahannam." Hadits:
Rasulullah ﷺ
bersabda: "Seseorang
itu berada di atas agama teman dekatnya, maka hendaklah salah seorang di
antara kalian memperhatikan siapa yang menjadi teman dekatnya." (HR. Abu
Dawud dan Tirmidzi) Kalam Hikmah:
Al-Junaid Al-Baghdadi berkata, "Barang siapa yang berteman dengan
orang-orang yang lalai dari mengingat Allah, maka hatinya akan menjadi gelap.
Tetapi barang siapa yang berteman dengan orang-orang yang selalu mengingat
Allah, maka hatinya akan menjadi bersih dan terang." |
|
٣. عَدَمُ
مُصَاحَبَةِ
الْأَشْرَارِ القرآن
الكريم: قال
الله تعالى: سورة
النساء (٤): ١٤٠ "وَقَدْ
نَزَّلَ
عَلَيْكُمْ
فِي
الْكِتَابِ
أَنْ إِذَا
سَمِعْتُمْ
آيَاتِ
اللَّهِ
يُكْفَرُ
بِهَا
وَيُسْتَهْزَأُ
بِهَا فَلَا
تَقْعُدُوا
مَعَهُمْ
حَتَّىٰ
يَخُوضُوا
فِي حَدِيثٍ
غَيْرِهِ ۚ
إِنَّكُمْ
إِذًا
مِثْلُهُمْ ۗ
إِنَّ
اللَّهَ
جَامِعُ
الْمُنَافِقِينَ
وَالْكَافِرِينَ
فِي
جَهَنَّمَ
جَمِيعًا" الحديث
النبوي: قال
رسول الله ﷺ: "الرَّجُلُ
عَلَى دِينِ
خَلِيلِهِ،
فَلْيَنْظُرْ
أَحَدُكُمْ
مَنْ
يُخَالِلُ."
(رواه أبو داود
والترمذي) كلام
الحكمة: قال
الجنيد
البغدادي:
"مَنْ صَاحَبَ
أَهْلَ
الْغَفْلَةِ
عَنِ
اللَّهِ، اسْتَظْلَمَ
قَلْبُهُ.
وَمَنْ
صَاحَبَ
أَهْلَ
الذِّكْرِ
لِلَّهِ،
تَصَفَّى
قَلْبُهُ." |
|
|
|
4. Meninggalkan
Sebagian dari yang Halal karena Takut Terjerumus ke dalam yang Haram Al-Qur'an:
Allah SWT berfirman: QS. Al-Ma'idah
(5): 100 "Katakanlah:
'Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu
menarik hatimu'." Hadits:
Rasulullah ﷺ
bersabda: "Yang
halal itu jelas, dan yang haram itu jelas. Di antara keduanya terdapat
perkara yang syubhat (samar), yang tidak diketahui oleh kebanyakan orang.
Barangsiapa menjaga dirinya dari perkara yang syubhat, maka ia telah
menyelamatkan agama dan kehormatannya." (HR. Bukhari dan Muslim) Kalam Hikmah:
Imam Al-Ghazali berkata, "Tinggalkanlah perkara yang meskipun halal,
tetapi engkau takut akan melampaui batas ke dalam yang haram. Karena
ketakwaan adalah perisai yang menghalangi dari segala yang bisa merusak
hubungan dengan Allah." |
|
٤. تَرْكُ
بَعْضِ
الْحَلَالِ
خَوْفًا
مِنَ الْحَرَامِ القرآن
الكريم: قال
الله تعالى: سورة
المائدة (٥): ١٠٠ "قُلْ
لَا
يَسْتَوِي
الْخَبِيثُ
وَالطَّيِّبُ
وَلَوْ
أَعْجَبَكَ
كَثْرَةُ
الْخَبِيثِ..." الحديث
النبوي: قال
رسول الله ﷺ: "الْحَلَالُ
بَيِّنٌ،
وَالْحَرَامُ
بَيِّنٌ.
وَبَيْنَهُمَا
مُشَبَّهَاتٌ
لَا
يَعْلَمُهَا
كَثِيرٌ
مِنَ
النَّاسِ.
فَمَنِ
اتَّقَى
الشُّبُهَاتِ
فَقَدْ اسْتَبْرَأَ
لِدِينِهِ
وَعِرْضِهِ."
(رواه البخاري
ومسلم) كلام
الحكمة: قال
الإمام
الغزالي:
"اتْرُكِ الْأُمُورَ
الْحَلَالَةَ
وَإِنْ
كَانَتْ حَلَالًا،
إِنْ خِفْتَ
أَنْ
تَجْتَازَ
إِلَى الْحَرَامِ.
فَالتَّقْوَى
هِيَ دِرْعٌ
تَحْمِي
مِنْ كُلِّ
مَا
يُفْسِدُ
الْعَلَاقَةَ
مَعَ
اللَّهِ." |
|
|
|
Dengan demikian, ketakwaan seseorang terletak pada
kemampuannya menghindari dusta, menjauhi perbuatan keji, selektif dalam
memilih teman, serta berhati-hati dalam memanfaatkan yang halal demi menjaga
diri dari yang haram. Inilah ciri-ciri orang bertakwa yang diajarkan oleh
Rasulullah ﷺ
dan ditegaskan dalam nasihat-nasihat para ulama. |
|
بِهَذَا،
فَإِنَّ
تَقْوَى
الْمُسْلِمِ
تَكْمُنُ
فِي
قُدْرَتِهِ
عَلَى
تَجَنُّبِ
الْكَذِبِ،
وَالِابْتِعَادِ
عَنْ الْخُبْثِ،
وَالِانْتِقَاءِ
الدَّقِيقِ
فِي اخْتِيَارِ
أَصْدِقَائِهِ،
وَكَذَلِكَ
التَّوَقِّي
فِي
تَنَاوُلِ
الْحَلَالِ
حَتَّى لَا
يَقَعَ فِي
الْحَرَامِ.
هَذِهِ هِيَ
صِفَاتُ
الْمُتَّقِي
الَّتِي
عَلَّمَنَا
إِيَّاهَا
رَسُولُ اللَّهِ
ﷺ
وَأَكَّدَهَا
فِي
نَصَائِحِ
الْعُلَمَاءِ. |