Minggu, 01 September 2024

BAB 27 KEUTAMA'AN SHODAQOH || LUBABUL HADIS || PART II

BAB 27 TENTANG KEUTAMAAN SHODAQOH PART II

 

164. Nabi saw, bersabda: "Takutlah kamu semua akan siksa neraka, sekalipun dengan sebuah kurma. Jika kamu tidak mendapatkan (mempunyai), maka cukuplah dengan ucapan yang baik."

 

١٦٤ - وَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ فَإِنْ لَمْ تَجِدُوا فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ .

 

 

 

165. Nabi saw. bersabda: "Janganlah kamu semua merasa malu memberikan sedikit, karena sesungguhnya tidak memberi itu adalah lebih sedikit daripada memberi sedikit.

 

١٦٥- وَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : لَا تَسْتَحْيُوا مِنْ اعْطَاءِ القَلِيلِ فَإِنَّ الحِرْمَانَ أَقَلُّ مِنْهُ .

 

 

 

166. Nabi saw. bersabda: "Barangsiapa yang menghardik (membentak) peminta-minta, maka para malaikat tentu menghardiknya pada hari Kiamat."

 

١٦٦ - وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ نَهَرَ سَائِلًا نَهَرَتْهُ المَلَائِكَةُ يَوْمَ القِيَامَةِ .

 

 

 

Pembahasan Hadis 164.

Hadis: Nabi Muhammad saw bersabda: "Takutlah kamu semua akan siksa neraka, sekalipun dengan sebuah kurma. Jika kamu tidak mendapatkan (mempunyai), maka cukuplah dengan ucapan yang baik." (HR. Bukhari dan Muslim)

 

شرح الحديث 164

الحديث: قالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "اتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ، فَإِنْ لَمْ تَجِدُوا فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ."

)رواهُ البخاريُّ ومُسلِم(

 

Pembahasan:

Hadis ini mengajarkan tentang pentingnya bersedekah dan berbuat baik, bahkan dengan hal yang sekecil apapun. Dalam Islam, sedekah tidak harus selalu dalam bentuk materi yang besar; bahkan sesuatu yang kecil seperti setengah buah kurma dapat menyelamatkan seseorang dari siksa neraka. Jika seseorang tidak memiliki apa-apa untuk disedekahkan, maka ucapan yang baik juga merupakan bentuk sedekah yang sangat dihargai di sisi Allah.

 

الشرح:

هذا الحديث يُعَلِّمُنا أَهَمِّيَةَ الصَّدَقَةِ وفِعْلِ الخَيْرِ حَتَّى وَلَوْ كانَ بِأَمْرٍ بَسِيطٍ. فِي الإِسْلَامِ، لَيْسَتِ الصَّدَقَةُ مَحْصُورَةً فِي المَالِ الكَبِيرِ؛ بَلْ يُمْكِنُ لِشَيْءٍ صَغِيرٍ مِثْلَ نِصْفِ تَمْرَةٍ أَنْ يُنْقِذَ الإِنْسَانَ مِنْ عَذَابِ النَّارِ. وإِذَا لَمْ يَكُنْ لَدَى المَرْءِ مَا يَتَصَدَّقُ بِهِ، فَإِنَّ الكَلِمَةَ الطَّيِّبَةَ تَكُونُ صَدَقَةً عَظِيمَةً عِنْدَ اللهِ

 

Dalil penguat dari Alqur'an:

QS. Al-Baqarah: 267: "Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan dari padanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji."

 

الدَّلِيلُ مِنَ القُرْآنِ الكَرِيمِ:

سورةُ البَقَرَةِ: 267: "يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَنْفِقُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا كَسَبْتُمْ وَمِمَّا أَخْرَجْنَا لَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ وَلَا تَيَمَّمُوا الْخَبِيثَ مِنْهُ تُنْفِقُونَ وَلَسْتُمْ بِآخِذِيهِ إِلَّا أَنْ تُغْمِضُوا فِيهِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ."

 

Dalil dari kalam ulama:

Imam Al-Ghazali dalam Ihya' Ulumuddin mengatakan: "Sedekah tidak diukur dari besar kecilnya pemberian, tetapi dari niat tulus di dalam hati." Beliau menekankan pentingnya keikhlasan dan niat yang baik dalam beramal, meskipun kecil.

 

الدَّلِيلُ مِنْ كَلَامِ العُلَمَاءِ:

الإمامُ الغَزَالِيُّ فِي كِتَابِهِ إِحْيَاءُ عُلُومِ الدِّينِ يَقُولُ: "لَا تُقَاسُ الصَّدَقَةُ بِحَجْمِهَا، بَلْ بِصِدْقِ النِّيَّةِ فِي القَلْبِ." وَقَدْ أَكَّدَ عَلَى أَهَمِّيَةِ الإِخْلَاصِ والنِّيَّةِ الحَسَنَةِ فِي العَمَلِ، حَتَّى لَوْ كانَ صَغِيرًا

 

Pembahasan Hadis 165.

Hadis: Nabi Muhammad saw bersabda: "Janganlah kamu semua merasa malu memberikan sedikit, karena sesungguhnya tidak memberi itu adalah lebih sedikit daripada memberi sedikit." (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)

 

شرح الحديث 165

الحديث: قالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "لَا تَسْتَحْيُوا مِنْ إِعْطَاءِ القَلِيلِ، فَإِنَّ الحِرْمَانَ أَقَلُّ مِنْهُ."(رواهُ أَبُو دَاوُدَ والتِّرْمِذِي)

 

Pembahasan:

Hadis ini mengingatkan umat Islam bahwa memberi, walaupun sedikit, tetaplah lebih baik daripada tidak memberi sama sekali. Rasa malu atau merasa bahwa pemberian itu terlalu sedikit seharusnya tidak menghalangi seseorang dari bersedekah. Nilai amal tidak dilihat dari jumlahnya, tetapi dari niat dan usaha dalam memberi.

 

الشرح:

هَذَا الحَدِيثُ يُذَكِّرُ المُسْلِمِينَ أَنَّ العَطَاءَ، وَلَوْ كانَ قَلِيلًا، أَفْضَلُ مِنْ عَدَمِ العَطَاءِ مُطْلَقًا. الشُّعُورُ بِالخَجَلِ أَوْ أَنَّ العَطَاءَ قَلِيلٌ لَا يَنْبَغِي أَنْ يَمْنَعَ الإِنْسَانَ مِنَ الصَّدَقَةِ. قِيمَةُ العَمَلِ لَا تُقَاسُ بِالكَمِّيَةِ، بَلْ بِالنِّيَّةِ والجُهْدِ فِي العَطَاءِ

 

Dalil penguat dari Alqur'an:

QS. Al-Baqarah: 261: "Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui."

 

الدليل من القرآن الكريم:

سورة البقرة: 261: "مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ."

 

Dalil dari kalam ulama:

Imam Al-Junaid pernah mengatakan: *"Yang sedikit dengan niat ikhlas lebih baik daripada yang banyak dengan niat yang ternodai."* Hal ini menunjukkan bahwa keberkahan sedekah tidak hanya terletak pada jumlahnya, tetapi juga pada niat yang melatarbelakangi pemberian tersebut.

 

الدَّلِيلُ مِنْ كَلَامِ العُلَمَاءِ:

الإمامُ الجُنَيْدُ يَقُولُ: "القَلِيلُ بِنِيَّةٍ صَادِقَةٍ خَيْرٌ مِنَ الكَثِيرِ بِنِيَّةٍ فَاسِدَةٍ." وَهَذَا يُدِلُّ عَلَى أَنَّ البَرَكَةَ فِي الصَّدَقَةِ لَا تَعْتَمِدُ فَقَطْ عَلَى الكَمِّيَةِ، وَلَكِنْ أَيْضًا عَلَى النِّيَّةِ الَّتِي تُحَفِّزُ هَذَا العَطَاءَ.

 

 

 

Pembahasan Hadis 166

Hadis: Nabi Muhammad saw bersabda: "Barangsiapa yang menghardik (membentak) peminta-minta, maka para malaikat tentu menghardiknya pada hari Kiamat."

(HR. Thabrani dan Baihaqi)

 

شرح الحديث 166

الحديث: قالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "مَنْ نَهَرَ سَائِلًا نَهَرَتْهُ المَلَائِكَةُ يَوْمَ القِيَامَةِ."

)رواهُ الطَّبَرَانِيُّ والبَيْهَقِيُّ(

 

 

 

Pembahasan:

Hadis ini menekankan pentingnya memperlakukan orang yang membutuhkan dengan lembut dan hormat. Menghardik atau membentak orang yang meminta-minta, apalagi yang benar-benar membutuhkan, adalah tindakan yang tercela dalam Islam. Tindakan tersebut tidak hanya berdampak negatif di dunia, tetapi juga akan dibalas di akhirat dengan pembalasan dari para malaikat.

 

الشرح:

هَذَا الحَدِيثُ يُؤَكِّدُ عَلَى أَهَمِّيَةِ مُعَامَلَةِ المُحْتَاجِينَ بِلُطْفٍ واحْتِرَامٍ. نَهْرُ أَوْ زَجْرُ مَن يَطْلُبُ الحَاجَةَ، خَاصَّةً إِذَا كانَ حَقًّا فِي حَاجَةٍ، هُوَ فِعْلٌ مَذْمُومٌ فِي الإِسْلَامِ. هَذَا الفِعْلُ لَيْسَ فَقَطْ لَهُ تَأْثِيرٌ سَلْبِيٌّ فِي الدُّنْيَا، وَلَكِنْ سَيُجَازَى فِي الآخِرَةِ مِنْ قِبَلِ المَلَائِكَةِ.

 

 

 

Dalil penguat dari Alqur'an:

QS. Adh-Dhuha: 10: "Dan terhadap orang yang meminta-minta, janganlah kamu menghardiknya."

 

الدَّلِيلُ مِنَ القُرْآنِ الكَرِيمِ:

سورةُ الضُّحَى: 10: "وَأَمَّا السَّائِلَ فَلَا تَنْهَرْ."

 

 

 

Dalil dari kalam ulama:

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani berkata: "Kasih sayang kepada makhluk-Nya adalah cermin dari kasih sayang Allah. Maka, janganlah engkau menutup pintu kasih sayangmu, karena Allah akan menutup pintu rahmat-Nya bagimu." Kata-kata ini mengajarkan kita untuk selalu bersikap lembut dan penuh kasih, terutama kepada mereka yang membutuhkan.

 

الدَّلِيلُ مِنْ كَلَامِ العُلَمَاءِ:

الشَّيْخُ عَبْدُ القَادِرِ الجَيْلَانِيُّ قَالَ: "الرَّحْمَةُ عَلَى خَلْقِ اللهِ هِيَ مِرْآةٌ لِرَحْمَةِ اللهِ. فَلَا تُغْلِقْ بَابَ رَحْمَتِكَ، لِأَنَّ اللهَ سَيُغْلِقُ بَابَ رَحْمَتِهِ عَلَيْكَ." هَذِهِ الكَلِمَاتُ تُعَلِّمُنَا أَنْ نَكُونَ دَائِمًا رُفَقَاءَ ومَلِيئِينَ بِالرَّحْمَةِ، خَاصَّةً تِجَاهَ المُحْتَاجِينَ

 

 

 

Kesimpulan.

Ketiga hadis di atas memberikan kita panduan dalam bermuamalah dengan sesama manusia, terutama dalam hal bersedekah, memberi, dan memperlakukan orang lain dengan baik. Islam sangat menghargai niat dan usaha dalam kebaikan, tidak peduli seberapa kecilnya, karena yang dinilai adalah ketulusan hati. Selain itu, Islam juga mengajarkan kelembutan dan kasih sayang dalam berinteraksi dengan sesama, terutama kepada mereka yang lemah dan membutuhkan.

 

الخلاصة

الأَحَادِيثُ الثَّلَاثَةُ المَذْكُورَةُ أَعْلَاهُ تُوَفِّرُ لَنَا دَلِيلًا فِي التَّعَامُلِ مَعَ الآخَرِينَ، خَاصَّةً فِي مَا يَتَعَلَّقُ بِالصَّدَقَةِ، والعَطَاءِ، ومُعَامَلَةِ الآخَرِينَ بِشَكْلٍ جَيِّدٍ. الإِسْلَامُ يُقَدِّرُ النِّيَّةَ والجُهْدَ فِي فِعْلِ الخَيْرِ، بِغَضِّ النَّظَرِ عَنْ صِغَرِهَا، لِأَنَّ مَا يُتَمَّ تَقْيِيمُهُ هُوَ إِخْلَاصُ القَلْبِ. بالإِضَافَةِ إِلَى ذَلِكَ، يُعَلِّمُنَا الإِسْلَامُ الرِّفْقَ والرَّحْمَةَ فِي التَّعَامُلِ مَعَ الآخَرِينَ، خَاصَّةً مَعَ الضُّعَفَاءِ والمُحْتَاجِينَ

*Di Sampaikan dalam Kajian rutin Muslimat NU Kaligede Margomulyo, 01 September 2024