BAB 27 TENTANG KEUTAMAAN SHODAQOH |
||
|
|
|
161. Nabi saw. bersabda:
"Sedekah itu dapat mencegah mati dalam keadaan
jelek" |
|
١٦١-
قَالَ
النَّبِيِّ
صَلَّى
اللَّهُ
عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ :
الصَّدَقَهُ
تَدْفَعُ
مِيْتَةَ
السُّوءِ |
|
|
|
162. Nabi saw. bersabda:
"Sedekah yang rahasia
idu dapat mema damkan kemurkaan
Tuhan, dan sedekah yang terang-terangan
itu merupakan benteng dari neraka." |
|
١٦٢-
وَقَالَ
صَلَّى
اللَّهُ
عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ :
صَدَقَةُ
السِّرِ
تُطْفِئُ
غَضَبَ الرَّبِّ
وَصَدَقَهُ
العَلَانِيَةِ
جُنَّةٌ مِنَ
النَّارِ. |
|
|
|
163. Nabi saw. bersabda:
"Sedekah itu dapat menutup tujuh puluh pintu
kejelekan." |
|
١٦٣-
وَقَالَ
صَلَّى
اللهُ
عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ : الصَّدَقَةُ
تَسُدُّ
سَبْعِينَ بَابًا
مِنَ
السُّوءِ
|
|
|
|
Pembahasan Tiga Hadis tentang
Sedekah شرح
الأحاديث
الثلاثة عن
الصدقة الحديث ١٦١:
"الصدقةُ
تَدفَعُ
مِيْتَةَ
السُّوءِ"
(قَالَ
النَّبِيُّ
صَلَّى
اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
:
الصَّدَقَةُ
تَدْفَعُ
مِيْتَةَ السُّوءِ) Hadis 161: "Sedekah itu dapat mencegah
mati dalam keadaan jelek" يُؤَكِّدُ
هَذَا
الحَدِيثُ
أَنَّ
الصَّدَقَةَ
لَهَا
قُوَّةٌ فِي
مَنْعِ
الإِنسَانِ مِنَ
التَّعَرُّضِ
لِلْمَوْتِ
السَّيِّئِ
أَوِ
المُفْجِعِ.
يَعْلَمُنَا
القُرْآنُ أَيْضًا
أَنَّ
الأَعْمَالَ
الصَّالِحَةَ،
بِمَا
فِيهَا
الصَّدَقَةُ،
يُمْكِنُ
أَنْ
تَكُونَ
وَاقِيَةً
لِلشَّخْصِ
مِنَ المَصَائِبِ
وَالأَذَى.
فِي سُورَةِ
البَقَرَةِ [٢:١٩٥]،
قَالَ
اللَّهُ
تَعَالَى: Hadis ini menekankan bahwa sedekah memiliki kekuatan untuk mencegah seseorang dari mengalami kematian yang buruk atau tragis. Alquran juga mengajarkan bahwa perbuatan baik, termasuk sedekah, dapat menjadi pelindung bagi individu dari malapetaka dan bahaya. Dalam
surah Al-Baqarah [2:195], Allah berfirman: "وَأَنْفِقُوا
فِي سَبِيلِ
اللَّهِ
وَلَا تُلْقُوا
بِأَيْدِيكُمْ
إِلَى
التَّهْلُكَةِ
وَأَحْسِنُوا
إِنَّ
اللَّهَ
يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ." "Dan infakkanlah
(harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan,
dan berbuat baiklah; karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat
baik." |
||
|
|
|
العُلَمَاءُ
مِنْ أَهْلِ
الحِكْمَةِ،
مِثْلَ الإِمَامِ
الغَزَالِيّ،
يَعْتَبِرُونَ
الصَّدَقَةَ
عَمَلًا
يُقَوِّي
القَلْبَ
وَيَزِيدُ
وَعْيَ
الإِنسَانِ
بِاللَّهِ،
وَهَذَا
بِدَوْرِهِ
يُبْعِدُ
الشَّخْصَ
عَنِ الوُقُوعِ
فِي
الظُّرُوفِ
السَّيِّئَةِ،
سَوَاءً فِي
الدُّنْيَا
أَوْ فِي
الآخِرَةِ. وَيَرَى
الإِمَامُ
الجُنَيْدُ
أَنَّ الصَّدَقَةَ
هِيَ
طَرِيقَةٌ
لِتَوْجِيهِ
النِّيَّةِ
إِلَى
اللَّهِ،
بَيْنَمَا
يَرَى الإِمَامُ
الجَيْلَانِيّ
أَنَّ
الصَّدَقَةَ
هِيَ
تَجَلِّيَاتٌ
لِعِبَادَةٍ
خَالِصَةٍ،
وَيُمْكِنُهَا
أَنْ
تُنْقِذَ
الإِنسَانَ
مِنَ
القَدَرِ
السَّيِّئِ. Para ulama ahli
Hikmah, seperti Al-Ghazali, menganggap sedekah sebagai tindakan yang memperkuat hati dan meningkatkan kesadaran akan Allah, yang pada gilirannya
menjauhkan seseorang dari kondisi buruk, baik di dunia maupun di akhirat. Al-Junaid
berpendapat bahwa sedekah adalah cara untuk mengarahkan
niat kepada Allah, sementara Al-Jailani melihat
sedekah sebagai perwujudan dari pengabdian yang ikhlas, yang dapat menyelamatkan dari takdir buruk. |
||
|
|
|
الحديث ١٦٢:
"الصدقةُ
السِّرِّ
تُطْفِئُ
غَضَبَ
الرَّبِّ
وَصَدَقَةُ
العَلَانِيَةِ
جُنَّةٌ مِنَ
النَّارِ"
(وَقَالَ
صَلَّى
اللَّهُ
عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ :
صَدَقَةُ
السِّرِ
تُطْفِئُ
غَضَبَ
الرَّبِّ
وَصَدَقَةُ
العَلَانِيَةِ
جُنَّةٌ
مِنَ
النَّارِ) Hadis 162: "Sedekah
yang rahasia itu dapat memadamkan kemurkaan Tuhan, dan sedekah
yang terang-terangan itu merupakan benteng dari neraka." يُبَيِّنُ
هَذَا
الحَدِيثُ
جَانِبَيْنِ
مُهِمَّيْنِ
مِنَ
الصَّدَقَةِ:
السِّرِّيَّةِ
وَالعَلَانِيَةِ.
فَالصَّدَقَةُ
الَّتِي
تُؤَدَّى
سِرًّا
تُمْكِنُ
أَنْ تَخْمُدَ
غَضَبَ
اللَّهِ،
بَيْنَمَا
الصَّدَقَةُ
الَّتِي
تُؤَدَّى
عَلَانِيَةً
تُصْبِحُ حِصْنًا
مِنَ
النَّارِ.
يَعْتَرِفُ
القُرْآنُ
بِكِلَا
نَوْعَيْنِ
مِنَ
الصَّدَقَةِ
فِي سُورَةِ
البَقَرَةِ [٢:٢٧١]: Hadis ini menunjukkan dua aspek penting dari sedekah: rahasia dan terang-terangan. Sedekah yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi dapat meredam kemurkaan Allah, sementara sedekah yang dilakukan secara terbuka menjadi pelindung dari api neraka. Alquran mengakui kedua bentuk sedekah ini dalam surah Al-Baqarah
[2:271]: "إِنْ
تُبْدُوا
الصَّدَقَاتِ
فَنِعِمَّا
هِيَ ۖ
وَإِنْ
تُخْفُوهَا
وَتُؤْتُوهَا
الْفُقَرَاءَ
فَهُوَ
خَيْرٌ
لَكُمْ ۚ
وَيُكَفِّرُ
عَنْكُمْ
مِنْ
سَيِّئَاتِكُمْ
ۗ وَاللَّهُ
بِمَا
تَعْمَلُونَ
خَبِيرٌ." "Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah
baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya
dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikannya itu lebih baik bagimu.
Dan Allah akan menghapuskan
dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu;
dan Allah mengetahui apa
yang kamu kerjakan." |
||
|
|
|
بِحَسَبِ
الإِمَامِ
الغَزَالِيّ،
الصَّدَقَةُ
بِالشَّكْلِ
السِّرِّيِّ
أَكْثَرُ طُهْرًا
لِأَنَّهَا
تَتَجَنَّبُ
الرِّيَاءَ.
وَيَرَى
الإِمَامُ
الجُنَيْدُ
أَنَّ الصَّدَقَةَ
السِّرِّيَّةَ
هِيَ
عِبَارَةٌ
عَنْ
إِخْلَاصِ
القَلْبِ،
بَيْنَمَا
الصَّدَقَةُ
العَلَانِيَةُ
تَحُثُّ
الآخَرِينَ
عَلَى
عَمَلِ
الخَيْرِ.
وَيُؤَكِّدُ
الإِمَامُ
الجَيْلَانِيّ
أَنَّ كِلَا
نَوْعَيْنِ
مِنَ
الصَّدَقَةِ
لَهُمَا
قِيمَةٌ كَبِيرَةٌ،
لَكِنَّ
الإِخْلَاصَ
فِي تَنْفِيذِهَا
هُوَ
المِفْتَاحُ
الَّذِي
يُحَدِّدُ
النَّتَائِجَ. Menurut Al-Ghazali, sedekah secara rahasia lebih murni karena
menghindari riya (pamer). Al-Junaid berpendapat
bahwa sedekah rahasia adalah cerminan keikhlasan hati, sementara sedekah terbuka mendorong orang lain untuk berbuat baik. Al-Jailani
menekankan bahwa kedua bentuk sedekah ini memiliki
nilai yang besar, namun keikhlasan dalam melakukannya adalah kunci yang menentukan. |
||
|
|
|
الحديث ١٦٣:
"الصدقةُ تَسُدُّ
سَبْعِينَ
بَابًا مِنَ
السُّوءِ" (وَقَالَ
صَلَّى
اللهُ
عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ : الصَّدَقَةُ
تَسُدُّ
سَبْعِينَ
بَابًا مِنَ
السُّوءِ) Hadis 163: "Sedekah
itu dapat menutup tujuh puluh pintu kejelekan." يُوَضِّحُ
هَذَا
الحَدِيثُ
أَنَّ
الصَّدَقَةَ
لَهَا
قُدْرَةٌ
عَلَى
حِمَايَةِ
الإِنسَانِ
مِنْ
أَنْوَاعِ
الشَّرِّ
وَالسُّوءِ.
فِي سُورَةِ
البَقَرَةِ [٢:١٧٧]،
يَقُولُ
اللَّهُ
تَعَالَى
عَنِ
البِرِّ: Hadis ini menggambarkan bahwa sedekah memiliki kekuatan untuk melindungi seseorang dari berbagai bentuk kejahatan dan keburukan. Dalam surah Al-Baqarah [2:177], Allah berfirman tentang kebajikan: "لَيْسَ
الْبِرَّ
أَنْ
تُوَلُّوا
وُجُوهَكُمْ
قِبَلَ
الْمَشْرِقِ
وَالْمَغْرِبِ
وَلَكِنَّ
الْبِرَّ
مَنْ آمَنَ
بِاللَّهِ
وَالْيَوْمِ
الْآخِرِ
وَالْمَلَائِكَةِ
وَالْكِتَابِ
وَالنَّبِيِّينَ
وَآتَى الْمَالَ
عَلَىٰ
حُبِّهِ
ذَوِي
الْقُرْبَىٰ
وَالْيَتَامَىٰ
وَالْمَسَاكِينَ
وَابْنَ
السَّبِيلِ
وَالسَّائِلِينَ
وَفِي
الرِّقَابِ
وَأَقَامَ
الصَّلَاةَ
وَآتَى
الزَّكَاةَ
وَالْمُوفُونَ
بِعَهْدِهِمْ
إِذَا
عَاهَدُوا
وَالصَّابِرِينَ
فِي
الْبَأْسَاءِ
وَالضَّرَّاءِ
وَحِينَ
الْبَأْسِ ۗ
أُولَٰئِكَ
الَّذِينَ
صَدَقُوا
وَأُولَٰئِكَ
هُمُ
الْمُتَّقُونَ." "Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur
dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat,
kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir
(yang memerlukan pertolongan)
dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji,
dan orang-orang yang sabar dalam
kesempitan, penderitaan
dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa." |
||
|
|
|
وَفْقًا
لِلإِمَامِ
الغَزَالِيّ،
الصَّدَقَةُ
هِيَ
وَاحِدَةٌ
مِنَ
الأَعْمَالِ
الصَّالِحَةِ
الَّتِي
تَحْمِلُ
فَوَائِدَ كَثِيرَةً،
بِمَا
فِيهَا
حِمَايَةُ
الإِنسَانِ
مِنْ
أَنْوَاعِ
الشُّرُورِ.
وَيَرَى الإِمَامُ
الجُنَيْدُ
أَنَّ
الصَّدَقَةَ
تَفْتَحُ
أَبْوَابَ
رَحْمَةِ
اللَّهِ
الَّتِي
تَسُدُّ
أَبْوَابَ
السُّوءِ.
وَيُعَلِّمُ
الإِمَامُ
الجَيْلَانِيّ
أَنَّ الصَّدَقَةَ
تَجْلِبُ
بَرَكَةً
يُمْكِنُهَا
أَنْ
تَرُدَّ
كُلَّ
أَنْوَاعِ
السُّوءِ
الَّذِي
يُهَدِّدُ
حَيَاةَ
الإِنسَانِ،
سَوَاءً فِي
الدُّنْيَا
أَوْ فِي
الآخِرَةِ. Menurut Al-Ghazali, sedekah adalah salah satu perbuatan baik yang memiliki banyak manfaat, termasuk melindungi seseorang dari berbagai keburukan. Al-Junaid menekankan
bahwa sedekah membuka pintu-pintu rahmat Allah yang bisa menutup pintu-pintu kejahatan. Al-Jailani mengajarkan
bahwa sedekah membawa berkah yang dapat menolak segala bentuk keburukan yang mengancam kehidupan seseorang, baik di dunia maupun di akhirat. |
||
|
|
|
الخاتمة الصَّدَقَةُ،
وَفْقًا
لِلأَحَادِيثِ
الثَّلَاثَةِ
المُذْكُورَةِ
أَعْلَاهُ،
لَيْسَتْ
فَقَطْ
شَكْلًا
مِنْ
أَشْكَالِ
الأَعْمَالِ
الصَّالِحَةِ،
وَلَكِنَّهَا
أَيْضًا
دِرْعٌ
رُوحِيٌّ
يَحْمِي
الإِنسَانَ مِنْ
أَنْوَاعِ
الكَارِثَةِ
وَغَضَبِ
اللَّهِ
وَالنَّارِ.
فِي
رُؤْيَةِ
الإِمَامِ
الغَزَالِيّ
وَالإِمَامِ
الجُنَيْدِ
وَالإِمَامِ
الجَيْلَانِيّ،
الصَّدَقَةُ
هِيَ
مُرَاسِيمٌ
أَسَاسِيَّةٌ
فِي حِفْظِ
العَلَاقَةِ
مَعَ اللَّهِ
وَحِمَايَةِ
النَّفْسِ
مِنْ كُلِّ
أَنْوَاعِ
السُّوءِ.
تَتَّفِقُ
تَفْسِيرَاتُ
العُلَمَاءِ
هَذِهِ مَعَ
تَعَالِيمِ
القُرْآنِ
وَالسُّنَّةِ،
الَّتِي
تَحُثُّ المُسْلِمِينَ
عَلَى
الإِسْتِمْرَارِ
فِي عَمَلِ
الخَيْرِ
وَالتَّقَاسُمِ
مَعَ الآخَرِينَ
كَجُزْءٍ
مِنَ
العِبَادَةِ
لِلَّهِ. Kesimpulan Sedekah, menurut ketiga
hadis di atas, bukan hanya sebagai
bentuk amal kebaikan, tetapi juga sebagai perisai
spiritual yang melindungi seseorang dari berbagai bentuk kemalangan, kemurkaan Allah,
dan api neraka.
Dalam pandangan Al-Ghazali, Al-Junaid, dan
Al-Jailani, sedekah adalah praktik yang esensial dalam menjaga hubungan dengan Allah dan melindungi diri dari segala
bentuk keburukan.
Interpretasi dari para
ulama ini selaras dengan ajaran Alquran dan
sunnah, yang menganjurkan umat
Islam untuk secara konsisten berbuat baik dan berbagi dengan sesama sebagai bagian dari ibadah kepada Allah. |
||
|
|
|
*Di Sampaikan
dalam Kajian rutin Muslimat
NU Kaligede Margomulyo, 25
Agustus 2024