Minggu, 11 Agustus 2024

DAUROH AL-BAQOROH 245|| TAFSIR JALALAIN JUZ I

 

TAFSIR AL-BAQOROH AYAT 245

 

مَنْ ذَا الَّذِيْ يُقْرِضُ اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضٰعِفَهٗ لَهٗٓ اَضْعَافًا كَثِيْرَةًۗ وَاللّٰهُ يَقْبِضُ وَيَبْصُۣطُۖ وَاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ ۝٢٤٥

 

 

 

245. Siapakah yang mau memberi pinjaman yang baik kepada Allah? Dia akan melipatgandakan (pembayaran atas pinjaman itu) baginya berkali-kali lipat. Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki). Kepada-Nyalah kamu dikembalikan

 

Tafsir Jalalain:

 

 

245. (Siapakah yang bersedia memberi pinjaman kepada Allah) yaitu dengan menafkahkan hartanya di jalan Allah (yakni pinjaman yang baik) dengan ikhlas kepada-Nya semata, (maka Allah akan menggandakan) pembayarannya; menurut satu qiraat dengan tasydid hingga berbunyi 'fayudha'ifahu' (hingga berlipat-lipat) mulai dari sepuluh sampai pada tujuh ratus lebih sebagaimana yang akan kita temui nanti (Dan Allah menyempitkan) atau menahan rezeki orang yang kehendaki-Nya sebagai ujian (dan melapangkannya) terhadap orang yang dikehendaki-Nya, juga sebagai cobaan (dan kepada-Nya kamu dikembalikan) di akhirat dengan jalan akan dibangkitkan dari matimu dan akan dibalas segala amal perbuatanmu.

 

{ مَنْ ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ } بِإِنْفَاقِ مَالِهِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ { قَرْضًا حَسَنًا } بِأَنْ يُنْفِقَهُ لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ عَنْ طِيبِ قَلْبٍ { فَيُضَاعِفَهُ } وَفِي قِرَاءَةٍ ( فَيُضَعِّفَهُ ) بِالتَّشْدِيدِ { لَهُ أَضْعَافًا كَثِيرَةً } مِنْ عَشْرٍ إِلَى أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِمِائَةٍ كَمَا سَيَأْتِي { وَاللَّهُ يَقْبِضُ } يُمْسِكُ الرِّزْقَ عَمَّنْ يَشَاءُ ابْتِلَاءً { وَيَبْسُطُ } يُوَسِّعُهُ لِمَنْ يَشَاءُ امْتِحَانًا { وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ } فِي الْآخِرَةِ بِالْبَعْثِ فَيُجَازِيكُمْ بِأَعْمَالِكُمْ

 

Tafsir Wajiz :

 

 

Barang siapa mau meminjami atau menginfakkan hartanya di jalan Allah dengan pinjaman yang baik berupa harta yang halal disertai niat yang ikhlas, maka Allah akan melipatgandakan ganti atau balasan kepadanya dengan balasan yang banyak dan berlipat sehingga kamu akan senantiasa terpacu untuk berinfak.

Allah dengan segala kebijaksanaanNya akan menahan atau menyempitkan dan melapangkan rezeki kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya, dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan pada hari kebangkitan untuk mendapatkan balasan yang setimpal dan sesuai dengan apa yang diniatkan.

 

Tafsir Tahlili:

 

 

Diriwiyatkan oleh Ibnu Hibban, Ibnu Abi hatim, dan Ibnu Mardawaih dari Ibnu Umar ketika turun ayat 261 surah al-Baqarah yang menerangkan bahwa orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah nafkahnya itu adalah seperti sebutir benih yang menumbuhkan 7 tangkai; pada tiap-tiap tangkai berisi seratus biji, maka Rasulullah saw memohon, "Ya Tuhanku, tambahlah balasan itu bagi umatku (lebih dari 700 kali).

Setelah dikisahkan tentang umat yang binasa disebabkan karena ketakutan dan kelemahan kayakinan, maka dalam ayat ini Allah menganjurkan agar umat rela berkorban menafkahkan hartanya di jalan Allah dan nafkah itu dinamakan pinjaman.

Allah, menamakannya pinjaman padahal Allah sendiri maha kaya, karena Allah mengetahui bahwa dorongan untuk mengeluarkan harta bagi kemaslahatan umat itu sangat lemah pada sebagian besar manusia; hanya segolongan kecil saja yang rela berbuat demikian. Hal ini dapat dirasakan di mana seorang hartawan kadang-kadang mudah saja mengeluarkan kelebihan hartanya untuk menolong kawan-kawannya, mungkin dengan niat untuk menjaga diri dari kejahatan atau untuk memelihara kedudukan yang tinggi, terutama jika yang ditolong itu kerabatnya sendiri.

Tetapi jika pengeluaran harta itu untuk mempertahankan agama dan memelihara keluhurannya serta meninggikan kalimah Allah yang di dalamnya tidak terdapat hal-hal yang menguntungkan bagi dirinya sendiri secara langsung di dunia, maka tidak mudah baginya untuk melepaskan harta yang dicintainya itu, kecuali jika secara terang-terangan atau melalui saluran resmi.

Oleh karena itu, ungkapan yang dipergunakan untuk menafkahkan harta benda di jalan Allah itu sangat menarik, yaitu: "Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, suatu pinjaman yang baik." Pinjaman yang baik itu yang sesuai dengan bidang dan kemanfaatannya dan dikeluarkan dengan ikhlas semata-mata untuk mencapai keridaan Allah swt.

Allah menjanjikan akan memberi balasan yang berlipat ganda. Allah memberikan perumpamaan tentang balasan yang berlipat ganda itu seperti sebutir benih padi yang ditanam dapat menghasilkan tujuh tangkai padi, setiap tangkai berisi 100 butir, sehingga menghasilkan 700 butir. Bahkan, Allah membalas itu tanpa batas sesuai dengan yang dimohonkan Rasulullah bagi umatnya dan sesuai dengan keikhlasan orang yang memberikan nafkah.

Allah swt membatasi rezeki kepada orang yang tidak mengetahui sunatullah dalam soal-soal pencarian harta benda karena mereka tidak giat membangun di pelbagai bidang yang telah ditunjukkan Allah. Allah melapangkan rezeki kepada manusia yang lain yang pandai menyesuaikan diri dengan sunatullah dan menggarap berbagai bidang usaha sehingga merasakan hasil manfaatnya.

Bila Allah menjadikan seorang miskin jadi kaya atau sebaliknya, maka yang demikian itu adalah sepenuhnya dalam kekuasaan Allah. Anjuran Allah menafkahkan sebagian harta ke jalan Allah, semata-mata untuk kemanfaatan manusia sendiri dan memberi petunjuk kepadanya agar mensyukuri nikmat pemberian itu karena dengan mensyukuri akan bertambah banyaklah berkahnya. Kemudian Allah menjelaskan bahwa semua makhluk akan dikembalikan kepada-Nya pada hari kiamat untuk menerima balasan amalnya masing-masing.

 

Tafsir Ibnu Katsir:

 

 

(Dan firman-Nya: "Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik, maka Allah akan melipatgandakan balasannya dengan lipat ganda yang banyak." Allah mendorong hamba-hamba-Nya untuk berinfak di jalan-Nya. Allah telah mengulang ayat ini dalam Kitab-Nya yang mulia di beberapa tempat. Dalam hadits tentang turunnya wahyu, Allah berfirman: "Siapa yang mau memberi pinjaman kepada yang tidak miskin dan tidak zalim."

 

وَقَوْلُهُ : ( مَنْ ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافًا كَثِيرَةً ) يَحُثُّ تَعَالَى عِبَادَهُ عَلَى الْإِنْفَاقِ فِي سَبِيلِهِ ، وَقَدْ كَرَّرَ تَعَالَى هَذِهِ الْآيَةَ فِي كِتَابِهِ الْعَزِيزِ فِي غَيْرِ مَوْضِعٍ . وَفِي حَدِيثِ النُّزُولِ [ أَنَّهُ يَقُولُ تَعَالَى ] " مَنْ يُقْرِضُ غَيْرَ عَدِيمٍ وَلَا ظَلُومٍ "

 

 

 

Ibnu Abi Hatim berkata: "Telah menceritakan kepada kami Al-Hasan bin 'Arafah, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Khalaf bin Khalifah dari Humaid Al-A'raj dari Abdullah bin Al-Harits dari Abdullah bin Mas'ud, ia berkata:

 

Ketika turun ayat: "Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik, maka Allah akan melipatgandakan balasannya," Abu Dahdah Al-Anshari berkata: "Wahai Rasulullah, apakah Allah menginginkan pinjaman dari kita?" Rasulullah menjawab: "Ya, wahai Abu Dahdah." Abu Dahdah berkata: "Berikan tanganmu, wahai Rasulullah." Lalu beliau memberikan tangannya, dan Abu Dahdah berkata: "Aku telah memberikan kebun kurmaku sebagai pinjaman kepada Tuhanku." Kebun itu memiliki 600 pohon kurma, dan Ummu Dahdah serta anak-anaknya berada di dalamnya.

 

وَقَدْ قَالَ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ : حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَرَفَةَ حَدَّثَنَا خَلَفُ بْنُ خَلِيفَةَ عَنْ حُمَيْدِ الْأَعْرَجِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْحَارِثِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ :

لَمَّا نَزَلَتْ : ( مَنْ ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ ) قَالَ أَبُو الدَّحْدَاحِ الْأَنْصَارِيُّ : يَا رَسُولَ اللَّهِ وَإِنَّ اللَّهَ لَيُرِيدُ مِنَّا الْقَرْضَ ؟ قَالَ : " نَعَمْ يَا أَبَا الدَّحْدَاحِ " قَالَ : أَرِنِي يَدَكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ . قَالَ : فَنَاوَلَهُ يَدَهُ قَالَ : فَإِنِّي قَدْ أَقْرَضْتُ رَبِّي حَائِطِي . قَالَ : وَحَائِطٌ لَهُ فِيهِ سِتُّ مِائَةِ نَخْلَةٍ وَأُمُّ الدَّحْدَاحِ فِيهِ وَعِيَالُهَا .

 

 

 

Kemudian Abu Dahdah datang dan memanggil Ummu Dahdah: "Wahai Ummu Dahdah." Ia menjawab: "Iya." Abu Dahdah berkata: "Keluarlah, karena aku telah memberikan kebun itu sebagai pinjaman kepada Tuhanku."

 

قَالَ : فَجَاءَ أَبُو الدَّحْدَاحِ فَنَادَاهَا : يَا أُمَّ الدَّحْدَاحِ . قَالَتْ : لَبَّيْكَ قَالَ : اخْرُجِي فَقَدْ أَقْرَضْتُهُ رَبِّي عَزَّ وَجَلَّ .

 

 

 

Ibnu Marduwaih meriwayatkan hadits ini dari jalan lain, dari Abdul Rahman bin Zaid bin Aslam dari ayahnya dari Umar secara marfu' dengan makna yang sama.

 

Dan firman-Nya: "Pinjaman yang baik," diriwayatkan dari Umar dan lainnya dari kalangan salaf: bahwa itu adalah infak di jalan Allah. Ada yang mengatakan bahwa itu adalah nafkah kepada keluarga. Ada yang mengatakan bahwa itu adalah tasbih (ucapan 'Subhanallah') dan tahmid (ucapan 'Alhamdulillah').

 

وَقَدْ رَوَاهُ ابْنُ مَرْدُوَيْهِ مِنْ حَدِيثِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عُمَرَ مَرْفُوعًا بِنَحْوِهِ .

وَقَوْلُهُ : ( قَرْضًا حَسَنًا ) رُوِيَ عَنْ عُمَرَ وَغَيْرِهِ مِنَ السَّلَفِ : هُوَ النَّفَقَةُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ . وَقِيلَ : هُوَ النَّفَقَةُ عَلَى الْعِيَالِ .

وَقِيلَ : هُوَ التَّسْبِيحُ وَالتَّقْدِيسُ

 

 

 

Dan firman-Nya: "Maka Allah akan melipatgandakan balasannya dengan lipat ganda yang banyak," seperti firman-Nya: "Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh bulir, pada setiap bulirnya terdapat seratus biji." [Al-Baqarah: 261].

 

وَقَوْلُهُ : ( فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافًا كَثِيرَةً )كَمَا قَالَ : ( مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ ) الْآيَةَ [ الْبَقَرَةِ : 261 ] . وَسَيَأْتِي الْكَلَامُ عَلَيْهَا .

 

 

 

Imam Ahmad berkata: "Telah menceritakan kepada kami Yazid, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Mubarak bin Fadhalah dari Ali bin Zaid dari Abu 'Utsman An-Nahdi, ia berkata: Aku datang kepada Abu Hurairah dan berkata kepadanya: "Aku mendengar bahwa engkau mengatakan bahwa kebaikan dilipatgandakan seribu kali lipat." Abu Hurairah menjawab: "Apa yang membuatmu heran dari itu? Sungguh aku mendengarnya dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah melipatgandakan kebaikan dua ribu kali lipat."

 

وَقَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ : حَدَّثَنَا يَزِيدُ أَخْبَرَنَا مُبَارَكُ بْنُ فَضَالَةَ عَنْ عَلِيِّ بْنِ زَيْدٍ عَنْ أَبِي عُثْمَانَ النَّهْدِيِّ ، قَالَ : أَتَيْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ فَقُلْتُ لَهُ : إِنَّهُ بَلَغَنِي أَنَّكَ تَقُولُ : إِنَّ الْحَسَنَةَ تُضَاعَفُ أَلْفَ أَلْفِ حَسَنَةٍ . فَقَالَ : وَمَا أَعْجَبَكَ مِنْ ذَلِكَ ؟ لَقَدْ سَمِعْتُهُ مِنَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ : " إِنَّ اللَّهَ يُضَاعِفُ الْحَسَنَةَ أَلْفَيْ أَلْفِ حَسَنَةٍ " .

 

 

 

Hadits ini gharib (asing), dan Ali bin Zaid bin Jud'an memiliki riwayat yang dianggap lemah. Namun Ibnu Abi Hatim juga meriwayatkan dari jalur lain, ia berkata:

"Telah menceritakan kepada kami Abu Khallad Sulaiman bin Khallad Al-Mu'addib, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Yunus bin Muhammad Al-Mu'addib, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin 'Uqbah Ar-Ruba'i dari Ziyad Al-Jasshas dari Abu 'Utsman An-Nahdi, ia berkata: Tidak ada yang lebih sering duduk bersama Abu Hurairah selain aku. Aku datang sebelum dia (ke kota Basrah), dan aku mendengar penduduk Basrah menyebarkan bahwa Abu Hurairah berkata: "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 'Sesungguhnya Allah melipatgandakan kebaikan dua juta kali lipat.'"

 

هَذَا حَدِيثٌ غَرِيبٌ ، وَعَلِيُّ بْنُ زَيْدِ بْنِ جُدْعَانَ عِنْدَهُ مُنَاكِيرُ ، لَكِنْ رَوَاهُ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ مِنْ وَجْهٍ آخَرَ فَقَالَ :

حَدَّثَنَا أَبُو خَلَّادٍ سُلَيْمَانُ بْنُ خَلَّادٍ الْمُؤَدِّبُ ، حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْمُؤَدِّبُ ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عُقْبَةَ الرُّبَاعِيُّ عَنْ زِيَادِ الْجَصَّاصِ عَنْ أَبِي عُثْمَانَ النَّهْدِيِّ ، قَالَ : لَمْ يَكُنْ أَحَدٌ أَكْثَرَ مُجَالَسَةً لِأَبِي هُرَيْرَةَ مِنِّي فَقَدِمَ قَبْلِي حَاجًّا قَالَ : وَقَدِمْتُ بَعْدَهُ فَإِذَا أَهْلُ الْبَصْرَةِ يَأْثُرُونَ عَنْهُ أَنَّهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ : " إِنَّ اللَّهَ يُضَاعِفُ الْحَسَنَةَ أَلْفَ أَلْفِ حَسَنَةٍ "

 

 

 

Aku berkata: "Celakalah kalian, demi Allah, tidak ada yang lebih sering duduk bersama Abu Hurairah selain aku, namun aku tidak pernah mendengar hadits ini." Lalu aku segera ingin mengejarnya. Aku menemukannya sedang pergi berhaji. Aku pergi ke haji untuk menemuinya dan bertanya tentang hadits ini. Aku menemuinya dan berkata: "Wahai Abu Hurairah, ada hadits yang aku dengar dari penduduk Basrah, mereka meriwayatkan darimu?" Abu Hurairah bertanya: "Apa itu?" Aku berkata: "Mereka mengklaim bahwa engkau mengatakan: 'Sesungguhnya Allah melipatgandakan kebaikan dua juta kali lipat.'"

 

فَقُلْتُ : وَيْحَكُمْ ، وَاللَّهِ مَا كَانَ أَحَدٌ أَكْثَرَ مُجَالَسَةً لِأَبِي هُرَيْرَةَ مِنِّي ، فَمَا سَمِعْتُ هَذَا الْحَدِيثَ . قَالَ : فَتَحَمَّلْتُ أُرِيدُ أَنْ أَلْحَقَهُ فَوَجَدْتُهُ قَدْ انْطَلَقَ حَاجًّا فَانْطَلَقْتُ إِلَى الْحَجِّ أَنْ أَلْقَاهُ فِي هَذَا الْحَدِيثِ ، فَلَقِيتُهُ لِهَذَا فَقُلْتُ : يَا أَبَا هُرَيْرَةَ مَا حَدِيثٌ سَمِعْتُ أَهْلَ الْبَصْرَةِ يَأْثُرُونَ عَنْكَ ؟ قَالَ : مَا هُوَ ؟ قُلْتُ : زَعَمُوا أَنَّكَ تَقُولُ : " إِنَّ اللَّهَ يُضَاعِفُ الْحَسَنَةَ أَلْفَ أَلْفِ حَسَنَةٍ " .

 

 

 

Abu Hurairah berkata: "Wahai Abu 'Utsman, apa yang membuatmu heran dari itu? Demi Allah, Allah berfirman: "Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik, maka Allah akan melipatgandakan balasannya dengan lipat ganda yang banyak," dan Allah juga berfirman: "Maka tiada kesenangan hidup di dunia dibandingkan dengan kehidupan akhirat kecuali sedikit" [At-Taubah: 38]. Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya Allah melipatgandakan kebaikan dua juta kali lipat."

 

قَالَ : يَا أَبَا عُثْمَانَ وَمَا تَعْجَبُ مِنْ ذَا وَاللَّهِ يَقُولُ : ( مَنْ ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافًا كَثِيرَةً ) وَيَقُولُ : ( فَمَا مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا فِي الْآخِرَةِ إِلَّا قَلِيلٌ ) [ التوبة : 38 ] وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَقَدْ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ : " إِنَّ اللَّهَ يُضَاعِفُ الْحَسَنَةَ أَلْفَيْ أَلْفِ حَسَنَةٍ " .

 

 

 

Dalam makna hadits ini, diriwayatkan pula oleh At-Tirmidzi dan lainnya dari jalan Amr bin Dinar dari Salim dari Abdullah bin Umar bin Khattab bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa masuk pasar dari pasar-pasar dan berkata: 'Tiada ilah yang berhak disembah selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu,' maka Allah akan menulis baginya seribu kali lipat kebaikan dan menghapus darinya seribu kali lipat kejelekan."

 

وَفِي مَعْنَى هَذَا الْحَدِيثِ مَا رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَغَيْرُهُ مِنْ طَرِيقِ عَمْرِو بْنِ دِينَارٍ عَنْ سَالِمٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : " مَنْ دَخَلَ سُوقًا مِنَ الْأَسْوَاقِ فَقَالَ : لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ كَتَبَ اللَّهُ لَهُ أَلْفَ أَلْفِ حَسَنَةٍ وَمَحَا عَنْهُ أَلْفَ أَلْفِ سَيِّئَةٍ " الْحَدِيثَ .

 

 

 

Ibnu Abi Hatim berkata: "Telah menceritakan kepada kami Abu Zur'ah, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Isma'il bin Ibrahim bin Bassam, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Abu Isma'il Al-Mu'addib dari Isa bin Al-Musayyib dari Nafi' dari Ibnu Umar, ia berkata: Ketika turun ayat: 'Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh bulir, pada setiap bulirnya terdapat seratus biji' [Al-Baqarah: 261] hingga akhir ayatnya,

 

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: "Ya Allah, tambahkanlah untuk umatku." Maka turunlah ayat: "Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik, maka Allah akan melipatgandakan balasannya dengan lipat ganda yang banyak." Rasulullah berkata: "Ya Allah, tambahkanlah untuk umatku." Maka turunlah ayat: "Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabar yang disempurnakan pahalanya tanpa batas" [Az-Zumar: 10].

 

وَقَالَ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ : حَدَّثَنَا أَبُو زُرْعَةَ حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ بْنِ بَسَّامٍ حَدَّثَنَا أَبُو إِسْمَاعِيلَ الْمُؤَدِّبُ ، عَنْ عِيسَى بْنِ الْمُسَيَّبِ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ : لَمَّا نَزَلَتْ ( مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ ) [ الْبَقَرَةِ : 261 ] إِلَى آخِرِهَا

فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " رَبِّ زِدْ أُمَّتِي " فَنَزَلَتْ : ( مَنْ ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافًا كَثِيرَةً ) قَالَ : رَبِّ زِدْ أُمَّتِي . فَنَزَلَ : ( إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ ) [ الزمر : 10 ] .

 

 

 

Ibnu Abi Hatim juga meriwayatkan dari Ka'ab Al-Ahbar bahwa ada seorang laki-laki datang kepadanya dan berkata: "Aku mendengar seorang laki-laki berkata: 'Barangsiapa membaca: (Qul Huwa Allahu Ahad) [Al-Ikhlas: 1] sekali, Allah akan membangun untuknya sepuluh ribu ribu (sepuluh juta) kamar dari permata dan yaqut di surga. Apakah aku harus mempercayai ini?' Ka'ab berkata: "Ya, apakah engkau heran dengan itu?" Ia berkata: "Ya, bahkan dua puluh ribu ribu (dua puluh juta) dan tiga puluh ribu ribu (tiga puluh juta), dan tiada yang dapat menghitung itu kecuali Allah."

 

Lalu Ka'ab membaca ayat: "Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik, maka Allah akan melipatgandakan balasannya dengan lipat ganda yang banyak." Sesungguhnya yang banyak dari Allah itu tidak terhitung.

 

وَرَوَى ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ أَيْضًا عَنْ كَعْبِ الْأَحْبَارِ : أَنَّهُ جَاءَهُ رَجُلٌ فَقَالَ : إِنِّي سَمِعْتُ رَجُلًا يَقُولُ : مَنْ قَرَأَ : ( قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ) [ الْإِخْلَاصِ : 1 ] مَرَّةً وَاحِدَةً بَنَى اللَّهُ لَهُ عَشْرَةَ آلَافِ أَلْفِ غُرْفَةٍ مِنْ دُرٍّ وَيَاقُوتٍ فِي الْجَنَّةِ أَفَأُصَدِّقُ بِذَلِكَ ؟ قَالَ : نَعَمْ ، أَوَعَجِبْتَ مِنْ ذَلِكَ ؟ قَالَ : نَعَمْ وَعِشْرِينَ أَلْفَ أَلْفٍ وَثَلَاثِينَ أَلْفَ أَلْفٍ وَمَا يُحْصِي ذَلِكَ إِلَّا اللَّهُ ثُمَّ قَرَأَ ( مَنْ ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافًا كَثِيرَةً ) فَالْكَثِيرُ مِنَ اللَّهِ لَا يُحْصَى .

 

 

 

Dan firman-Nya: "Allah menyempitkan dan melapangkan," yakni: berinfaklah dan jangan khawatir, karena Allah-lah yang memberi rezeki. Dia menyempitkan rezeki bagi sebagian hamba-Nya dan melapangkan bagi yang lain, Dia memiliki hikmah yang sangat mendalam dalam hal itu. "Dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan," yakni: pada hari kiamat.

 

وَقَوْلُهُ : ( وَاللَّهُ يَقْبِضُ وَيَبْسُطُ ) أَيْ : أَنْفِقُوا وَلَا تُبَالُوا فَاللَّهُ هُوَ الرَّزَّاقُ يُضَيِّقُ عَلَى مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ فِي الرِّزْقِ وَيُوَسِّعُهُ عَلَى آخَرِينَ ، لَهُ الْحِكْمَةُ الْبَالِغَةُ فِي ذَلِكَ ( وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ ) أَيْ : يَوْمَ الْقِيَامَةِ .

 

 

 

 

 

 

 

 

.