Sabtu, 01 Juni 2024

Mengetuk Pintu Taubat: Mengharap Rahmat dan Keselamatan dalam Berkhidmat

Di tengah suasana senja yang tenang, aula Matawali dipenuhi oleh aura keikhlasan dan kesucian hati. Malam itu, sebuah kegiatan yang penuh makna dan harapan digelar, yaitu Do'a Bersama (Mujahadah) dengan tema "Mengetuk Pintu Taubat: Mengharap Rahmat dan Keselamatan dalam Berkhidmat". Kegiatan ini menjadi momen penting bagi seluruh jama'ah Matawali untuk bersama-sama merendahkan diri di hadapan Sang Pencipta, memohon ampunan, rahmat, dan petunjuk dalam setiap langkah pengabdian mereka.


Saat jama'ah mulai berkumpul, suasana aula berubah menjadi lebih khidmat. Cahaya lampu yang lembut memancarkan kehangatan, sementara lantunan ayat-ayat suci Al-Qur'an yang dibacakan dengan tartil mengisi setiap sudut ruangan, menciptakan suasana yang penuh kedamaian dan ketenangan.


Acara dimulai dengan sambutan hangat dari Ketua Jama'ah Matawali, yang menyampaikan betapa pentingnya mujahadah ini sebagai sarana introspeksi dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ia mengingatkan jama'ah bahwa setiap langkah pengabdian haruslah dilandasi dengan niat yang tulus dan bersih, serta senantiasa disertai dengan doa memohon perlindungan dan petunjuk dari-Nya.


Selanjutnya, kegiatan mujahadah dipandu oleh kiyai Badrun  yang pengasuh jama'ah Matawali. Beliau memulai dengan mengajak jama'ah untuk memanjatkan istighfar, memohon ampunan atas segala dosa dan khilaf yang telah diperbuat. Dengan suara yang lembut namun penuh penghayatan, setiap kalimat istighfar yang diucapkan seakan-akan membuka pintu taubat, mengalirkan rasa penyesalan yang mendalam dalam hati setiap jama'ah.


"Ya Allah, kami memohon ampunan-Mu atas segala dosa dan kesalahan kami. Berilah kami kekuatan untuk meninggalkan segala perbuatan yang Engkau murkai dan bimbinglah kami menuju jalan yang Engkau ridhoi."


Setelah itu, mujahadah dilanjutkan dengan doa-doa khusus yang disusun untuk memohon rahmat dan keselamatan. Doa tersebut mencakup permohonan untuk kelancaran dalam menjalankan tugas-tugas pengabdian, perlindungan dari segala marabahaya, serta kesehatan dan keselamatan bagi seluruh jama'ah dan keluarga mereka. Doa-doa ini dipanjatkan dengan penuh haru dan kesungguhan, mengharap agar Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada semua yang hadir.


"Ya Allah, jadikanlah kami hamba-hamba-Mu yang senantiasa berkhidmat dengan tulus dan ikhlas. Lindungilah kami dari segala bahaya dan bencana, serta limpahkanlah rahmat dan keselamatan-Mu kepada kami dalam setiap langkah pengabdian kami."


Sebagai penutup, ulama tersebut mengajak jama'ah untuk berdzikir bersama, mengucapkan kalimat-kalimat thayyibah yang memuliakan nama Allah SWT. Suara dzikir yang mengalun merdu mengisi aula Matawali, menggetarkan hati dan jiwa setiap jama'ah. Dzikir tersebut menjadi puncak dari mujahadah, menguatkan ikatan spiritual antara jama'ah dengan Sang Pencipta.


Kegiatan do'a bersama ini tidak hanya menjadi momen untuk mengetuk pintu taubat dan memohon rahmat, tetapi juga memperkuat semangat kebersamaan dan persaudaraan di antara jama'ah Matawali. Setiap hati yang hadir malam itu merasakan ketenangan dan kekuatan baru untuk melanjutkan pengabdian dengan penuh semangat dan keikhlasan.


Dengan berakhirnya mujahadah, jama'ah meninggalkan aula Matawali dengan hati yang lebih tenang dan keyakinan yang lebih kuat. Mereka yakin bahwa Allah SWT akan senantiasa membimbing dan melindungi mereka dalam setiap langkah pengabdian. Mujahadah "Mengetuk Pintu Taubat: Mengharap Rahmat dan Keselamatan dalam Berkhidmat" telah menjadi momen yang berharga, memperkuat iman dan tekad untuk terus berkhidmat demi kebaikan bersama.