Peringatan |
|
تنبيه |
|
|
|
Tentang larangan meratap, menangisi dengan suara keras, dan diperbolehkannya menangis |
|
في
تحريم الندب
والنوح
وجواز
البكاء
|
|
|
|
Para imam sepakat mengenai haramnya meratapi (الندب), yaitu menyebut-nyebut kebaikan-kebaikan orang yang meninggal seperti mengatakan Wahai gunungku! serta menangisi dengan suara keras (النوح), yaitu meninggikan suara dengan ratapan. |
|
قد
اجتمعت
الأئمة على
تحريم
النَّدبِ ؛
وهو تعديد
محاسن الميت
ك ( وا جبلاه ) ،
والنوح ؛ وهو
رفع الصوت
بالندب |
|
|
|
Demikian pula halnya dengan menangis berlebihan dengan suara keras meskipun tidak diiringi dengan ratapan atau meratap, memukul wajah atau dada, merobek pakaian, menyebarkan atau mencukur rambut, mencabutnya, menghitamkan wajah, menaburkan abu di kepala, atau mengucapkan kalimat seperti, "Aduh celaka!" Semua ini dilarang, termasuk segala hal yang mengubah penampilan, seperti memakai pakaian yang tidak biasa, atau meninggalkan sesuatu dari pakaiannya dan keluar tanpa mengenakannya seperti kebiasaan. |
|
ومثله
إفراط رفعه
بالبكاء وإن
لم يقترن
بندب ولا نوح
، وضرب نحو
الخد والصدر
، وشق نحو الجيب
، ونشر الشعر
وحلقه ونتفه
، وتسويد
الوجه ،
وإلقاء
الرماد على
الرأس ،
والدعاء
بالويل والثبور
ـ أي : الهلاك -
وكلُّ شيء
فيه تغيير
للزي ؛ كلبس
ما لا يُعتاد
لبسه أصلاً ،
أو على تلك الصفة
، وكترك شيءٍ
مِنْ لباسه
والخروج
بدونه على
خلاف
عادته. |
|
|
|
Namun, menangis yang terbebas dari semua perbuatan tersebut diperbolehkan, baik sebelum maupun setelah kematian. Akan tetapi, yang lebih utama adalah meninggalkan tangisan setelah kematian. |
|
أما
البكاء
السالِمُ
مِنْ كلّ ذلك ..
فهو جائز قبل
الموت وبعده
، للكن الأولى
تركه بعده. |