Abbas bin ad-Duri
bertanya kepada Ahmad bin
Hanbal tentang hal ini: 'Apakah
engkau membaca sesuatu di atas makam?' Ia menjawab:
'Tidak.' Setelah itu, aku bertanya
kepada Yahya bin Ma'in maka ia
menceritakan riwayat ini kepadaku." |
|
قَالَ
عَبَّاسُ الدَّوْرِيُّ
: سَأَلْتُ
أَحْمَدَ
بْنَ حَنْبَلٍ
قُلْتُ :
تَحْفَظُ
فِي
الْقِرَاءَةِ
عَلَى
الْقَبْرِ
شَيْئًا ؟
فَقَالَ : لَا .
وَسَأَلْتُ
يَحْيَى
بْنَ
مَعِينٍ
فَحَدَّثَنِي
بِهَذَا
الْحَدِيثِ |
|
|
|
Al-Khallal berkata, Hasan bin Ahmad al-Warraq menceritakan kepadaku, Ali bin Musa al-Haddad-ia
adalah orang yang shadûq
(sangat jujur)-berkata, "Aku bersama Ahmad bin Hanbal dan Muhammad bin Qudamah al-Jauhari menghadiri prosesi pemakaman jenazah. Ketika jenazah sudah dimakamkan, ada seorang buta yang duduk di sisi makam dan membaca
al-Qur'an. Lantas Imam Ahmad ' berkata: 'Bacaan semacam ini di atas makam adalah
bid'ah. |
|
قَالَ
الْخَلَّالُ
:
وَأَخْبَرَنِي
الْحَسَنُ
بْنُ
أَحْمَدَ
الْوَرَّاقُ
، حَدَّثَنِي
عَلِيُّ
بْنُ مُوسَى
الْحَدَّادُ
، وَكَانَ
صَدُوقًا ،
قَالَ :
كُنْتُ مَعَ
أَحْمَدَ
بْنِ
حَنْبَلٍ
وَمُحَمَّدِ
بْنِ
قُدَامَةَ
الْجَوْهَرِيِّ
فِي جَنَازَةٍ
، فَلَمَّا
دُفِنَ
الْمَيِّتُ
جَلَسَ رَجُلٌ
ضَرِيرٌ
يَقْرَأُ
عِنْدَ
الْقَبْرِ ،
فَقَالَ
لَهُ
أَحْمَدُ :
يَا هَذَا
إِنَّ الْقِرَاءَةَ
عِنْدَ
الْقَبْرِ
بِدْعَةٌ |
|
|
|
Ketika kami sudah meninggalkan pemakaman,
Muhammad bin Qudamah bertanya
kepada Imam Ahmad: 'Wahai
Abu Abdullah, apa pendapatmu
tentang Mubasysyir al-Halabi?' Imam Ahmad menjawab:
'Ia adalah orang yang dapat dipercaya.' Muhammad bin Qudamah
bertanya: 'Apakah engkau pernah menulis hadis darinya?' Imam Ahmad menjawab:
'Pernah, Mubasysyir telah mengabarkan kepadaku dari Abdurrahman bin Ala' bin
Lajlaj dari ayahnya bahwa ia berpesan saat dimakam- kan nanti agar dibacakan
permulaan dan akhir dari surah al-Baqarah di dekat kepalanya.' Muhammad bin Qudamah
berkata: 'Aku pernah mendengar Ibnu Umar juga berwasiat seperti itu.' Imam
Ahmad pun lantas berkata: 'Kalau begitu kembalilah! Katakanlah kepada orang
buta itu bahwa ia boleh membacanya'." |
|
.
فَلَمَّا
خَرَجْنَا
مِنَ
الْمَقَابِرِ
قَالَ
مُحَمَّدُ
بْنُ
قُدَامَةَ
لِأَحْمَدَ بْنِ
حَنْبَلٍ :
يَا أَبَا
عَبْدِ
اللَّهِ مَا
تَقُولُ فِي
مُبَشِّرٍ
الْحَلَبِيِّ
؟ قَالَ :
ثِقَةٌ . قَالَ :
كَتَبْتَ
عَنْهُ
شَيْئًا ؟ قَالَ :
نَعَمْ ،
فَأَخْبَرَنِي
مُبَشِّرٌ عَنْ
عَبْدِ
الرَّحْمَنِ
بْنِ
الْعَلَاءِ
اللَّجْلَاجِ
، عَنْ
أَبِيهِ
أَنَّهُ
أَوْصَى
إِذَا
دُفِنَ أَنْ
يُقْرَأَ
عِنْدَ رَأْسِهِ
بِفَاتِحَةِ
الْبَقَرَةِ
وَخَاتِمَتِهَا
، وَقَالَ
سَمِعْتُ
ابْنَ
عُمَرَ يُوصِي
بِذَلِكَ . فَقَالَ
لَهُ
أَحْمَدُ :
فَارْجِعْ
وَقُلْ لِلرَّجُلِ
يَقْرَأُ . |
|
|
|
Hasan bin Shabah
az-Za'farani berkata, "Aku pernah bertanya kepada asy- Syafi'i tentang
hukum membaca al-Qur'an dekat makam maka ia mengatakan bahwa hal itu tidak
apa." |
|
وَقَالَ
الْحَسَنُ
بْنُ
الصَّبَاحِ
الزَّعْفَرَانِيُّ
: سَأَلْتُ
الشَّافِعِيَّ
عَنِ الْقِرَاءَةِ
عِنْدَ
الْقَبْرِ
فَقَالَ : لَا
بَأْسَ
بِهَا . |
|
|
|
Al-Khallal
menyebutkan dari asy-Sya'bi, ia berkata, "Jika ada seseorang yang
meninggal dunia dari kalangan Anshar, mereka saling berebut pergi ke
pemakaman untuk membaca al-Qur'an di dekat makamnya. |
|
وَذَكَرَ
الْخَلَّالُ
: عَنِ
الشَّعْبِيِّ
قَالَ :
كَانَتِ
الْأَنْصَارُ
إِذَا مَاتَ
لَهُمُ
الْمَيِّتُ
اخْتَلَفُوا
إِلَى قَبْرِهِ
يَقْرَءُونَ
عِنْدَهُ
الْقُرْآنَ . |
|
|
|
"
Ia juga berkata, "Abu Yahya an- Naqid mengabarkan kepadaku, ia berkata:
'Aku mendengar Hasan bin al-Jarawi berkata: 'Aku melawati makam saudara
perempuanku lalu aku membaca surah al-Mulk karena aku teringat keutamaan
surah tersebut. Selanjutnya, ada seseorang yang datang kepadaku seraya
berkata bahwa ia mimpi bertemu dengan saudara perempuanku. Dalam mimpinya,
saudara perempuanku berkata: 'Semoga Allah menganugerahkan pahala kebaikan
kepada Abu Ali karena aku bisa memperoleh manfaat dari apa yang ia baca." |
|
قَالَ :
وَأَخْبَرَنِي
أَبُو
يَحْيَى
النَّاقِدُ
قَالَ :
سَمِعْتُ
الْحَسَنَ
بْنَ الْجَرَوِيِّ
يَقُولُ :
مَرَرْتُ
عَلَى
قَبْرِ أُخْتٍ
لِي ،
فَقَرَأْتُ
عِنْدَهَا
تَبَارَكَ )
لِمَا
يُذْكَرُ
فِيهَا ،
فَجَاءَنِي
رَجُلٌ
فَقَالَ :
إِنِّي
رَأَيْتُ
أُخْتَكَ
فِي الْمَنَامِ
تَقُولُ :
جَزَى
اللَّهُ
أَبَا عَلِيٍّ
خَيْرًا ،
فَقَدِ
انْتَفَعَتْ
بِمَا قَرَأَ
. |
|
|
|
Hasan
bin Haitsam mengabarkan kepadaku, ia berkata, aku mendengar Abu Bakr bin
al-Athrusy, putra dari anak perempuan Abu Nashr bin Tamar berkata, "Ada
seseorang yang datang ke makam ibunya pada hari Jumat dan membaca surah
Yâsîn. Pada hari yang lain, ia juga membaca surah Yâsîn. Selanjutnya, ia
berdoa: 'Ya Allah, jika Engkau berikan pahala atas bacaan ini, berikanlah
kepada para penghuni makam ini. Pada hari Jumat berikutnya datanglah seorang
perempuan seraya berkata: 'Apakah engkau fulan bin fulanah?' Ia menjawab:
'Ya.' |
|
أَخْبَرَنِي
الْحَسَنُ
بْنُ
الْهَيْثَمِ
: قَالَ
سَمِعْتُ
أَبَا
بَكْرِ بْنَ
الْأَطْرُوشِ
ابْنَ
بِنْتِ
أَبِي
نَصْرٍ بْنِ
التَّمَّارِ
يَقُولُ :
كَانَ رَجُلٌ
يَجِيءُ
إِلَى
قَبْرِ
أُمِّهِ
يَوْمَ
الْجُمُعَةِ
فَيَقْرَأُ
سُورَةَ يس ،
فَجَاءَ فِي
بَعْضِ
أَيَّامِهِ
فَقَرَأَ
سُورَةَ يس ،
ثُمَّ قَالَ :
اللَّهُمَّ
إِنْ كُنْتَ
قَسَمْتَ
لِهَذِهِ
السُّورَةِ
ثَوَابًا
فَاجْعَلْهُ
فِي أَهْلِ
هَذِهِ
الْمَقَابِرِ
، فَلَمَّا
كَانَ
يَوْمُ
الْجُمُعَةِ
الَّتِي تَلِيهَا
جَاءَتِ
امْرَأَةٌ ،
فَقَالَتْ :
أَنْتَ
فُلَانُ
ابْنُ
فُلَانَةَ ؟
قَالَ:نَعَمْ
. |
|
|
|
Perempuan itu
berkata: 'Sesungguhnya, aku mempunyai anak perempuan yang sudah meninggal,
aku mimpi melihatnya sedang duduk di atas makamnya lalu aku bertanya: 'Apa
yang membuatmu dapat duduk di sana?' Ia menjawab: 'Sesungguhnya, fulan bin
fulanah datang ke makam ibunya lalu membaca surah Yâsîn dan menghadiahkan
pahalanya untuk penghuni makam. Kami pun merasakan kenikmatan itu, kami
diampuni, dan juga yang lainnya." |
|
قَالَتْ :
إِنَّ
بِنْتًا لِي
مَاتَتْ
فَرَأَيْتُهَا
فِي
النَّوْمِ
جَالِسَةً
عَلَى شَفِيرِ
قَبْرِهَا ،
فَقُلْتُ :
مَا
أَجْلَسَكِ
هَا هُنَا ؟
فَقَالَتْ :
إِنَّ
فُلَانَ
ابْنَ
فُلَانَةَ
جَاءَ إِلَى
قَبْرِ
أُمِّهِ فَقَرَأَ
سُورَةَ يس ،
وَجَعَلَ
ثَوَابَهَا
لِأَهْلِ
الْمَقَابِرِ
،
فَأَصَابَنَا
مِنْ رُوحِ ذَلِكَ
، أَوْ
غُفِرَ
لَنَا ، أَوْ
نَحْوَ ذَلِكَ
. |
|
|
|
Di
dalam riwayat an-Nasa'i dan juga lainnya disebutkan dari hadis Ma'qil bin
Yassar al-Muzani, Nabi bersabda, "Bacakanlah surah Yasîn di sisi orang
yang akan meninggal dunia di antara kalian." Ada kemungkinan makna yang
dimaksudkan bacaan surah Yasin di sini adalah ketika seseorang mendekati
ajalnya, seperti sabda beliau yang lain: "Tuntunlah orang yang akan
meninggal di antara kalian dengan bacaan là Ilaha illallah (tiada Tuhan yang
berhak disembah selain Allah)!" Ada juga kemungkinan maknanya adalah
membaca surah Yâsîn di dekat makamnya. Namun, makna yang pertama, yaitu
membaca surah Yâsîn ketika seseorang mendekati ajalnya lebih kuat berdasarkan
beberapa dalil berikut: |
|
وَفِي
النَّسَائِيِّ
وَغَيْرِهِ
، مِنْ حَدِيثِ
مَعْقِلِ
بْنِ
يَسَارِ
الْمُزَنِيِّ
، عَنِ
النَّبِيِّ ﷺ
أَنَّهُ
قَالَ :
اقْرَءُوا
(يس) عِنْدَ
مَوْتَاكُمْ
. وَهَذَا
يُحْتَمَلُ
أَنْ
يُرَادَ بِهِ
قِرَاءَتُهَا
عَلَى
الْمُحْتَضَرِ
عِنْدَ
مَوْتِهِ
مِثْلَ
قَوْلِهِ : لَقِّنُوا
مَوْتَاكُمْ
لَا إِلَهَ
إِلَّا اللَّهُ
.
وَيُحْتَمَلُ
أَنْ
يُرَادَ
بِهِ الْقِرَاءَةُ
عِنْدَ
الْقَبْرِ ،
وَالْأَوَّلُ
أَظْهَرُ
لِوُجُوهٍ : |
|
|
|
Pertama, perintah
Rasulullah untuk membaca surah Yâsîn itu sejalan dengan sabda beliau,
"Tuntunlah orang yang akan meninggal di antara kalian dengan bacaan lå
Ilaha illallah (tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah)!" |
|
الْأَوَّلُ
: أَنَّهُ
نَظِيرُ
قَوْلِهِ :
لَقِّنُوا
مَوْتَاكُمْ
لَا إِلَهَ
إِلَّا
اللَّهُ . |
|
|
|
Kedua, orang yang
akan meninggal dunia dapat mengambil manfaat dari surah ini karena di
dalamnya mengandung penjelasan tentang tauhid, hari ber- bangkit, kabar
gembira berupa surga bagi orang-orang yang memiliki tauhid, dan terkandung
kegembiraan bagi orang yang meninggal saat membaca firman Allah:
"Alangkah baiknya sekiranya kaumku mengetahui, apa yang menyebabkan
Tuhanku memberi ampun kepadaku dan menjadikan aku termasuk orang-orang yang
telah dimuliakan." (QS. Yâsîn: 26-27) Ruh sangat gembira
dengan bacaan ini dan ingin segera bertemu Allah dan Allah pun gembira
bertemu dengannya. Sesungguhnya, surah Yâsîn merupakan jantungnya al-Qur'an
sehingga mempunyai pengaruh khusus dan mengagumkan jika dibaca di dekat orang
yang mendekati ajal (sakratulmaut). |
|
الثَّانِي :
انْتِفَاعُ
الْمُحْتَضِرِ
بِهَذِهِ
السُّورَةِ
لِمَا
فِيهَا مِنَ
التَّوْحِيدِ
وَالْمَعَادِ
وَالْبُشْرَى
بِالْجَنَّةِ
لِأَهْلِ
التَّوْحِيدِ
وَغِبْطَةِ
مَنْ مَاتَ
عَلَيْهِ
بِقَوْلِهِ :
يَا لَيْتَ
قَوْمِي
يَعْلَمُونَ
بِمَا
غَفَرَ لِي
رَبِّي وَجَعَلَنِي
مِنَ
الْمُكْرَمِينَ
[يس : 26]
فَتَسْتَبْشِرُ
الرُّوحُ
بِذَلِكَ
فَتُحِبُّ
لِقَاءَ اللَّهِ
فَيُحِبُّ
اللَّهُ
لِقَاءَهَا
، فَإِنَّ
هَذِهِ
السُّورَةَ
قَلْبُ
الْقُرْآنِ ،
وَلَهَا
خَاصِّيَّةٌ
عَجِيبَةٌ
فِي قِرَاءَتِهَا
عِنْدَ
الْمُحْتَضَرِ
. |
|
|
|
Abul Faraj bin
al-Jauzi berkata, "Kami berada di dekat syekh Abdul Waqt Abdul Awwal
saat ia mendekati ajal. Pada saat terakhir sebelum meninggal, ia memandang ke
arah langit sambil tersenyum, seraya membaca ayat: 'Alangkah baiknya
sekiranya kaumku mengetahui, apa yang menyebabkan Tuhanku memberi ampun
kepadaku dan menjadikan aku termasuk orang-orang yang telah dimuliakan.' (QS.
Yâsîn: 26-27) Selanjutnya, ia meninggal dunia." |
|
وَقَدْ
ذَكَرَ أَبُو
الْفَرَجِ
ابْنُ
الْجَوْزِيِّ
قَالَ : كُنَّا
عِنْدَ
شَيْخِنَا
أَبِي
الْوَقْتِ
عَبْدِ
الْأَوَّلِ
، وَهُوَ فِي
السِّيَاقِ
، وَكَانَ
آخِرَ
عَهْدِنَا
بِهِ
أَنَّهُ نَظَرَ
إِلَى
السَّمَاءِ
وَضَحِكَ ،
وَقَالَ : يَا
لَيْتَ
قَوْمِي
يَعْلَمُونَ
بِمَا غَفَرَ
لِي رَبِّي
وَجَعَلَنِي
مِنَ
الْمُكْرَمِينَ
) وَقَضَى . |
|
|
|
Ketiga, yang biasa dilakukan
oleh orang-orang dahulu dan sekarang adalah membaca surah Yâsîn di sisi orang
yang mendekati ajal. |
|
الثَّالِثُ
: أَنَّ هَذَا
عَمَلُ
النَّاسِ
وَعَادَتُهُمْ
قَدِيمًا
وَحَدِيثًا
يَقْرَءُونَ
«يس» عِنْدَ
الْمُحْتَضَرِ
. |
|
|
|
Keempat, sekiranya
para sahabat memahami perintah Nabi dalam sabdanya: "Bacakanlah surah
Yâsîn di sisi orang yang akan meninggal di antara kalian," adalah
sebagai bacaan di dekat makam, tentu mereka tidak akan meninggalkannya. Hal
ini merupakan perkara yang sudah biasa dan masyhur di antara mereka. |
|
الرَّابِعُ
: أَنَّ
الصَّحَابَةَ
لَوْ
فَهِمُوا
مِنْ قَوْلِهِ
ﷺ : «اقْرَءُوا
يس عِنْدَ
مَوْتَاكُمْ»
قِرَاءَتَهَا
عِنْدَ
الْقَبْرِ ،
لَمَا
أَخَلُّوا بِهِ
، وَكَانَ
ذَلِكَ
أَمْرًا
مُعْتَادًا مَشْهُورًا
بَيْنَهُمْ . |
|
|
|
Kelima, manfaat
mendengarkan bacaan surah Yâsîn adalah hadirnya hati dan pikiran pada
detik-detik terakhir keberadaan seseorang di dunia, inilah yang dimaksudkan
dari bacaan ini. Namun, jika surah Yâsîn ini dibaca di makam, tidak ada
pahala yang didapatkan. Pasalnya, pahala bisa didapat dengan membacanya atau
mendengarkannya. Berarti, ini merupakan amal, sedangkan orang yang meninggal
dunia sudah terputus amalnya. |
|
الْخَامِسُ
: أَنَّ
انْتِفَاعَهُ
بِاسْتِمَاعِهَا
وَحُضُورِ
قَلْبِهِ
وَذِهْنِهِ
قِرَاءَتَهَا
فِي آخِرِ
عَهْدِهِ
بِالدُّنْيَا
هُوَ الْمَقْصُودُ
، وَأَمَّا
قِرَاءَتُهَا
عِنْدَ قَبْرِهِ
، فَإِنَّهُ
لَا يُثَابُ
عَلَى ذَلِكَ
لِأَنَّ
الثَّوَابَ
إِمَّا
بِالْقِرَاءَةِ
أَوْ
بِالِاسْتِمَاعِ
، وَهُوَ
عَمَلٌ وَقَدِ
انْقَطَعَ
مِنَ
الْمَيِّتِ . |
|
|
|
Al-Hafizh Abu
Muhammad Abdul Haq al-Isybili mengartikan hal ini dengan berkata,
"Disebutkan bahwa orang-orang yang sudah meninggal dunia bisa bertanya
tentang orang-orang yang masih hidup dan bisa mengetahui perkataan dan
perbuatan mereka. |
|
وَقَدْ
تَرْجَمَ
الْحَافِظُ
أَبُو
مُحَمَّدٍ
عَبْدُ
الْحَقِّ
الْأَشْبِيلِيُّ
عَلَى هَذَا
فَقَالَ :
ذِكْرُ مَا
جَاءَ أَنَّ
الْمَوْتَى
يُسْأَلُونَ
عَنْ الْأَحْيَاءِ
وَيَعْرِفُونَ
أَقْوَالَهُمْ
وَأَعْمَالَهُمْ
، |
|
|
|
"
Lalu ia berkata bahwa Abu Umar bin Abdul Bar meriwayatkan hadis dari Ibnu
Abbas, dari Nabi: "Tidaklah seseorang melewati makam saudaranya sesama
muslim yang dikenalnya lalu ia mengucapkan salam kepadanya, melainkan orang
yang sudah meninggal itu mengenalnya dan menjawab salamnya." |
|
ثُمَّ
قَالَ :
ذَكَرَ
أَبُو
عُمَرَ بْنُ عَبْدِ
الْبَرِّ .
مِنْ
حَدِيثِ
ابْنِ
عَبَّاسٍ ،
عَنِ النَّبِيِّ
ﷺ : «مَا مِنْ
رَجُلٍ
يَمُرُّ
بِقَبْرِ
أَخِيهِ
الْمُؤْمِنِ
كَانَ
يَعْرِفُهُ
فَيُسَلِّمُ
عَلَيْهِ
إِلَّا
عَرَفَهُ وَرَدَّ
عَلَيْهِ
السَّلَامَ |
|
|
|
Hal
ini juga diriwayakan dari Abu Hurairah secara marfu', ia berkata,
"Jika seseorang tidak mengenal orang yang ada di dalam makam lalu mengucapkan
salam kepadanya, ia (penghuni makam) hanya membalas salamnya." |
|
وَيُرْوَى
هَذَا
الْحَدِيثُ
عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ
مَرْفُوعًا
قَالَ :
فَإِنْ لَمْ
يَعْرِفْهُ
وَسَلَّمَ
عَلَيْهِ
رَدَّ
عَلَيْهِ
السَّلَامَ . |
|
|
|
Diriwayatkan dari Aisyah, ia berkata bahwa
Rasulullah bersabda,
"Tidaklah seseorang menziarahi makam saudaranya lalu duduk di sisi pusaranya, melainkan orang yang
sudah meninggal itu senang atas
kedatangannya hingga ia (peziarah) itu pergi meninggalkannya." |
|
قَالَ :
وَيُرْوَى
مِنْ
حَدِيثِ
عَائِشَةَ
رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهَا
أَنَّهَا
قَالَتْ :
قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ ﷺ :
مَا مِنْ
رَجُلٍ
يَزُورُ
قَبْرَ
أَخِيهِ فَيَجْلِسُ
عِنْدَهُ
إِلَّا
اسْتَأْنَسَ
بِهِ حَتَّى
يَقُومَ |
|
|
|
Al-Hafizh Abu Muhammad dalam masalah ini berdalil
dengan riwayat Abu Dawud di dalam Sunan-nya, dari hadis Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda, "Tidaklah seseorang mengucapkan salam kepadaku, melainkan Allah akan mengembalikan ruhku hingga aku dapat
menjawab salamnya." |
|
وَاحْتَجَّ
الْحَافِظُ
أَبُو
مُحَمَّدٍ
فِي هَذَا
الْبَابِ
بِمَا
رَوَاهُ
أَبُو
دَاوُدَ فِي
سُنَنِهِ
مِنْ
حَدِيثِ
أَبِي
هُرَيْرَةَ :
قَالَ : قَالَ
رَسُولُ
اللَّهِ ﷺ :
مَا مِنْ
أَحَدٍ
يُسَلِّمُ
عَلَيَّ
إِلَّا رَدَّ
اللَّهُ
عَلَيَّ
رُوحِي
حَتَّى
أَرُدَّ
عَلَيْهِ
السَّلَامَ، |
|
|
|
Sulaiman bin Nu'aim berkata, "Aku pernah mimpi
bertemu Nabi lalu aku berkata
kepada beliau: 'Wahai Rasulullah, orang-orang
yang datang kepada engkau dan menyampaikan
salam kepada engkau, apakah engkau mengetahui salam mereka?' Beliau menjawab: 'Ya, dan aku
menjawab salam mereka'." Ia juga berkata, "Nabi mengajarkan kepada para sahabat,
apa yang harus mereka ucapkan saat memasuki area pemakaman: 'As-salāmu 'alaikum ahla ad-diyâr (semoga keselamatan bagi kalian penghuni tempat ini)'. |
|
قَالَ :
وَقَالَ
سُلَيْمَانُ
بْنُ
نُعَيْمٍ : رَأَيْتُ
النَّبِيَّ ﷺ
فِي
النَّوْمِ
فَقُلْتُ :
يَا رَسُولَ
اللَّهِ
هَؤُلَاءِ
الَّذِينَ
يَأْتُونَكَ
وَيُسَلِّمُونَ
عَلَيْكَ
أَتَفْقَهُ
مِنْهُمْ ؟
قَالَ :
«نَعَمْ»
وَأَرُدُّ
عَلَيْهِمْ .
قَالَ : وَكَانَ
يُعَلِّمُهُمْ
أَنْ
يَقُولُوا
إِذَا دَخَلُوا
الْمَقَابِرَ
السَّلَامُ
عَلَيْكُمْ
أَهْلَ
الدِّيَارِ
الْحَدِيثَ. |
|
|
|
Hal
ini menunjukkan bahwa orang yang sudah meninggal dunia dapat mengetahui salam dari orang yang mengucapkan salam kepadanya dan juga mengetahui doa orang yang berdoa untuknya." |
|
قَالَ :
وَهَذَا
يَدُلُّ
عَلَى أَنَّ
الْمَيِّتَ
يَعْرِفُ
سَلَامَ
مَنْ
يُسَلِّمُ
عَلَيْهِ وَدُعَاءَ
مَنْ
يَدْعُو
لَهُ . |
|
|
|
Abu Muhammad berkata bahwa disebutkan dari Fadhl bin Muwaffaq, ia berkata, "Aku sesekali menziarahi makam ayahku kemudian aku lebih sering
menziarahi makamnya. Suatu hari aku
melihat jenazah sedang dimakamkan di tempat ayahku dimakamkan. Namun, karena terburu-buru dengan urusanku, aku tidak mendatanginya.
Pada malam harinya, aku mimpi bertemu ayah, ia berkata kepadaku:
'Wahai anakku, mengapa engkau tidak mengunjungiku?' Aku
bertanya: 'Wahai ayah, apakah engkau tahu ketika aku
menziarahi makammu?' Ayahku
menjawab: 'Wahai anakku, demi Allah, aku sudah mengetahui kedatanganmu sejak engkau berada di jembatan itu hingga tiba di sisi makamku. Aku melihatmu saat duduk hingga
engkau pergi dan aku terus
melihatmu sampai akhirnya engkau pergi melewati jembatan itu'." |
|
قَالَ
أَبُو
مُحَمَّدٍ :
وَيُذْكَرُ
عَنْ الْفَضْلِ
بْنِ
الْمُوَفَّقِ
قَالَ :
كُنْتُ أَتِي
قَبْرَ
أَبِي
الْمَرَّةَ
بَعْدَ الْمَرَّةِ
فَأُكْثِرُ
مِنْ ذَلِكَ
،
فَشَهِدْتُ
يَوْمًا
جَنَازَةً
فِي
الْمَقْبَرَةِ
الَّتِي
دُفِنَ فِيهَا
،
فَتَعَجَّلْتُ
لِحَاجَتِي
وَلَمْ آتِهِ
، فَلَمَّا
كَانَ مِنَ
اللَّيْلِ
رَأَيْتُهُ
فِي
الْمَنَامِ
، فَقَالَ
لِي : يَا بُنَيَّ
لِمَ لَا
تَأْتِينِي
؟ قُلْتُ
لَهُ : يَا أَبَتِ
وَإِنَّكَ
لَتَعْلَمُ
بِي إِذَا
أَتَيْتُكَ
؟ قَالَ : أَيْ
وَاللَّهِ
يَا بُنَيَّ
لَا أَزَالُ
أَطَّلِعُ
عَلَيْكَ
حِينَ
تَطْلُعُ
مِنَ
الْقَنْطَرَةِ
حَتَّى
تَصِلَ إِلَيَّ
وَتَقْعُدَ
عِنْدِي
ثُمَّ
تَقُومَ ، فَلَا
أَزَالُ
أَنْظُرُ
إِلَيْكَ
حَتَّى تَجُوزَ
الْقَنْطَرَةَ
. |
|
|
|
Ibnu
Abi Dunya berkata, Ibrahim ibnu Basyar al-Kufi menceritakan kepadaku, ia berkata, Fadhl
bin Muwaffaq menceritakan
kepadaku lalu ia menceritakan kisah tersebut. Ada riwayat
sahih dari Amr bin Dinar, ia berkata, "Jenazah yang telah meninggal dunia mengetahui apa yang terjadi di tengah keluarganya setelah kematiannya. Bahkan, saat mereka memandikan dan mengafaninya, Jenazah itu memandangi
mereka." |
|
قَالَ
ابْنُ أَبِي
الدُّنْيَا :
حَدَّثَنِي
إِبْرَاهِيمُ
بْنُ
بَشَارٍ
الْكُوفِيُّ
قَالَ :
حَدَّثَنِي
الْفَضْلُ
بْنُ
الْمُوَفَّقِ
، فَذَكَرَ
الْقِصَّةَ .
وَصَحَّ
عَنْ عَمْرِو
بْنِ
دِينَارٍ
أَنَّهُ
قَالَ : مَا
مِنْ مَيِّتٍ
يَمُوتُ
إِلَّا
وَهُوَ
يَعْلَمُ
مَا يَكُونُ
فِي
أَهْلِهِ
بَعْدَهُ ،
وَأَنَّهُمْ
لَيُغَسِّلُونَهُ
وَيُكَفِّنُونَهُ
، وَإِنَّهُ
لَيَنْظُرُ
إِلَيْهِمْ . |
|
|
|
Juga ada riwayat sahih
dari Mujahid, ia berkata, "Sesungguhnya, seseorang bisa merasakan gembira setelah ia berada di alam kubur karena
kesalehan anaknya." |
|
وَصَحَّ
عَنْ
مُجَاهِدٍ
أَنَّهُ
قَالَ : إِنَّ
الرَّجُلَ
لَيُبَشَّرُ
فِي
قَبْرِهِ
بِصَلَاحِ
وَلَدِهِ
مِنْ بَعْدِهِ
. |
|
|
|
Masalah Ula || Apakah Mayit Mengetahui terhadap Orang Yang Menziyarohi dan bisa menjawab Salamnya
Langganan:
Postingan (Atom)