Bab Tsuna’i Tentang Hal-Hal yang Berpasangan || MT Baiturrohman Tepus Margomulyo Part II

Bab Tsuna’i Tentang Hal-Hal yang Berpasangan Part III

 

بَابُ الثُّنَائِيِّ

Rasulullah bersabda: "Hamba yang paling dicintai oleh Allah Ta'ala adalah orang yang paling bermanfaat bagi sesama manusia, dan amal yang paling utama adalah memasukkan kebahagiaan ke dalam hati seorang mukmin, mengusir kelaparannya, menghilangkan kesulitannya, atau melunasi hutangnya." 

 

وَقَالَ عَلَيْهِ السَّلَامُ: "أَحَبُّ العِبَادِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَنْفَعُ النَّاسِ لِلنَّاسِ، وَأَفْضَلُ الْأَعْمَالِ إِدْخَالُ السُّرُورِ عَلَى قَلْبِ المُؤْمِنِ، يَطْرُدُ عَنْهُ جُوعًا أَوْ يَكْشِفُ عَنْهُ كَرْبًا أَوْ يَقْضِي لَهُ دَيْنًا".

 

 

 

Pembahasan Ilmiah tentang Sabda Rasulullah : "Hamba yang paling dicintai oleh Allah adalah orang yang paling bermanfaat bagi sesama manusia"

 

Sabda Rasulullah di atas menekankan pentingnya berbuat baik kepada sesama manusia. Dalam Islam, amal kebaikan yang bermanfaat bagi orang lain memiliki kedudukan yang sangat tinggi. Rasulullah menjelaskan bahwa hamba yang paling dicintai Allah adalah yang paling banyak memberikan manfaat kepada orang lain, dan amal yang paling utama adalah memasukkan kebahagiaan ke dalam hati seorang mukmin, mengusir kelaparannya, menghilangkan kesulitannya, atau melunasi hutangnya.

 

مُنَاقَشَةٌ عِلْمِيَّةٌ حَوْلَ قَوْلِ النَّبِيِّ ﷺ: "أَحَبُّ العِبَادِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ"

إِنَّ قَوْلَ النَّبِيِّ ﷺ المَذْكُورَ أَعْلَاهُ يُؤَكِّدُ عَلَى أَهَمِّيَّةِ فِعْلِ الخَيْرِ لِلْآخَرِينَ. فِي الإِسْلَامِ، الأَعْمَالُ الخَيْرِيَّةُ الَّتِي تَنْفَعُ الآخَرِينَ تَحْتَلُّ مَكَانَةً عَالِيَةً جِدًّا. يُوَضِّحُ النَّبِيُّ ﷺ أَنَّ أَحَبَّ العِبَادِ إِلَى اللَّهِ هُوَ الأَكْثَرُ نَفْعًا لِلنَّاسِ، وَأَنَّ أَفْضَلَ الأَعْمَالِ هُوَ إِدْخَالُ السُّرُورِ عَلَى قَلْبِ المُؤْمِنِ، وَإِطْعَامُ الجَائِعِ، وَإِزَالَةُ الكَرْبِ، أَوْ سَدَادُ الدَّيْنِ.

 

 

 

Dalil Al-Qur'an yang Mendukung

QS. Al-Ma'idah: 2

"Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran."

Ayat ini menunjukkan pentingnya tolong-menolong dalam kebaikan. Dalam konteks hadis, membantu orang lain dan memberikan manfaat termasuk dalam kategori kebaikan yang diperintahkan Allah.

 

الأَدِلَّةُ مِنَ القُرْآنِ الكَرِيمِ الَّتِي تَدْعَمُ الحَدِيثَ:

1.   سُورَةُ المَائِدَةِ: 2 "وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ."

هَذِهِ الآيَةُ تُشِيرُ إِلَى أَهَمِّيَّةِ التَّعَاوُنِ فِي الخَيْرِ. فِي سِيَاقِ الحَدِيثِ، مُسَاعَدَةُ الآخَرِينَ وَتَقْدِيمُ النَّفْعِ يَدْخُلُ فِي فِئَةِ الخَيْرِ الَّذِي أَمَرَ اللَّهُ بِهِ.

 

 

 

QS. Al-Baqarah: 177

"Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat, tetapi kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi, dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya."

Ayat ini menegaskan bahwa salah satu bentuk kebajikan adalah memberikan manfaat berupa bantuan materi kepada orang yang membutuhkan, termasuk menghilangkan kesulitan mereka.

 

سُورَةُ البَقَرَةِ: 177

"لَيْسَ الْبِرَّ أَن تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَـٰكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ عَلَىٰ حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّائِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ..."

الآيَةُ تُؤَكِّدُ أَنَّ مِنْ أَشْكَالِ البِرِّ تَقْدِيمُ المَنْفَعَةِ المَادِّيَّةِ لِمَنْ يَحْتَاجُهَا، بِمَا فِيهَا تَخْفِيفُ مُعَانَاتِهِمْ.

 

 

 

QS. Al-Insan: 8-9

"Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim, dan orang yang ditawan, (seraya berkata), 'Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah karena mengharap keridhaan Allah. Kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih'."

Ini adalah contoh konkret dari perilaku orang-orang yang dicintai Allah karena memberikan manfaat kepada sesama, bahkan tanpa mengharapkan imbalan apapun.

 

سُورَةُ الإِنسَانِ: 8-9

"وَيُطْعِمُونَ الطَّعَامَ عَلَىٰ حُبِّهِ مِسْكِينًا وَيَتِيمًا وَأَسِيرًا * إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنكُمْ جَزَاءً وَلَا شُكُورًا."

هَذَا مِثَالٌ وَاضِحٌ عَلَى سُلُوكِ الَّذِينَ يُحِبُّهُمُ اللَّهُ لِأَنَّهُمْ يُقَدِّمُونَ المَنْفَعَةَ لِلْآخَرِينَ دُونَ انْتِظَارِ مُكَافَأَةٍ.

 

 

 

Dalil Hadis yang Mendukung

Hadis Riwayat Muslim

"Barangsiapa yang meringankan beban orang mukmin dari kesusahan dunia, maka Allah akan meringankan kesusahannya di hari kiamat." (HR. Muslim)

Hadis ini memperkuat bahwa membantu orang lain dalam kesulitan adalah amal yang sangat dicintai Allah dan membawa keberkahan di akhirat.

 

الأَدِلَّةُ مِنَ الحَدِيثِ النَّبَوِيِّ:

1.   حَدِيثٌ رَوَاهُ مُسْلِمٌ

"مَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا فَرَّجَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ القِيَامَةِ." (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)

هَذَا الحَدِيثُ يُعَزِّزُ أَنَّ مُسَاعَدَةَ الآخَرِينَ فِي وَقْتِ الضِّيقِ عَمَلٌ يُحِبُّهُ اللَّهُ وَيَجْلِبُ البَرَكَةَ فِي الآخِرَةِ.

 

 

 

 

Hadis Riwayat Tirmidzi

"Barangsiapa yang memenuhi hajat saudaranya, maka Allah akan memenuhi hajatnya." (HR. Tirmidzi)

Hadis ini menunjukkan bahwa kebaikan yang diberikan kepada sesama manusia akan dibalas oleh Allah dengan kebaikan serupa.

 

حَدِيثٌ رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ

"مَنْ قَضَى لِأَخِيهِ حَاجَةً قَضَاهَا اللَّهُ لَهُ." (رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ)

يُظْهِرُ هَذَا الحَدِيثُ أَنَّ الخَيْرَ الَّذِي نُقَدِّمُهُ لِلآخَرِينَ سَيُكَافِئُهُ اللَّهُ بِالخَيْرِ نَفْسِهِ.

 

 

 

Pandangan Ulama Ahli Hikmah

Al-Ghazali dalam kitab Ihya' Ulumuddin menjelaskan bahwa kebahagiaan sejati seorang mukmin adalah kebahagiaan batin yang datang dari menyebarkan manfaat dan kebaikan kepada orang lain. Menurut Al-Ghazali, manusia diciptakan sebagai makhluk sosial, sehingga kebaikan yang dilakukan kepada orang lain akan kembali kepada diri sendiri dalam bentuk kebahagiaan batin dan ketenangan jiwa.

Al-Ghazali juga mengatakan:

"Siapa yang menolong saudaranya dalam kesulitan duniawi, maka ia telah menanamkan kebahagiaan yang lebih dalam dirinya sendiri, karena kebaikan akan selalu melahirkan kedamaian batin."

 

آراءُ العُلَمَاءِ الحُكَمَاءِ:

الغَزَالِيُّ فِي كِتَابِ إِحْيَاءِ عُلُومِ الدِّينِ يُوَضِّحُ أَنَّ السَّعَادَةَ الحَقِيقِيَّةَ لِلْمُؤْمِنِ هِيَ السَّعَادَةُ البَاطِنَةُ الَّتِي تَأْتِي مِنْ نَشْرِ المَنْفَعَةِ وَالخَيْرِ لِلآخَرِينَ. حَسَبَ الغَزَالِيِّ، الإِنْسَانُ مَخْلُوقٌ اِجْتِمَاعِيٌّ، وَبِالتَّالِي فَإِنَّ الخَيْرَ الَّذِي يَفْعَلُهُ لِلآخَرِينَ يَعُودُ عَلَيْهِ بِالسَّعَادَةِ وَالطُّمَأْنِينَةِ الدَّاخِلِيَّةِ.

يَقُولُ الغَزَالِيُّ:

"مَنْ أَعَانَ أَخَاهُ فِي مِحْنَةٍ دُنْيَوِيَّةٍ، فَقَدْ زَرَعَ السَّعَادَةَ فِي دَاخِلِهِ، لِأَنَّ الخَيْرَ دَائِمًا يُوَلِّدُ سَلَامًا دَاخِلِيًّا."

 

 

 

Al-Junaid Al-Baghdadi, seorang tokoh sufi, mengajarkan bahwa hakikat ibadah kepada Allah tidak hanya diukur dari seberapa banyak kita melakukan ritual, tetapi juga dari seberapa besar manfaat kita bagi orang lain. Al-Junaid berkata:

"Tasawuf bukanlah sekadar ibadah yang khusyuk di masjid, tetapi juga bagaimana kita memanifestasikan kasih sayang Allah dengan memberikan manfaat kepada makhluk-Nya."

 

الجُنَيْدُ البَغْدَادِيُّ، أَحَدُ أَعْلَامِ التَّصَوُّفِ، يُعَلِّمُ أَنَّ حَقِيقَةَ العِبَادَةِ لَيْسَتْ فِي قِيَاسِ كَمِّيَّةِ العِبَادَاتِ، بَلْ فِي مِقْدَارِ المَنْفَعَةِ الَّتِي يُقَدِّمُهَا لِلآخَرِينَ. يَقُولُ الجُنَيْدُ:

"التَّصَوُّفُ لَيْسَ فَقَطْ عِبَادَةَ خُشُوعٍ فِي المَسْجِدِ، بَلْ كَيْفَ نُجَسِّدُ رَحْمَةَ اللَّهِ مِنْ خِلَالِ تَقْدِيمِ النَّفْعِ لِمَخْلُوقَاتِهِ."

 

 

 

Al-Qusyairi dalam Risalah Al-Qusyairiyyah menekankan bahwa akhlak seorang sufi sejati adalah yang selalu berusaha membahagiakan orang lain. Menurutnya, amal terbaik seorang hamba bukanlah yang dilakukan untuk diri sendiri, tetapi yang dapat meringankan beban orang lain:

"Manfaat terbesar seorang mukmin adalah ketika ia menjadi jalan bagi kebahagiaan orang lain. Dan ketika seorang mukmin melakukan hal itu, ia telah mewujudkan salah satu tujuan terbesar diciptakannya manusia, yakni menjadi rahmat bagi semesta alam."

 

القُشَيْرِيُّ فِي الرِّسَالَةِ القُشَيْرِيَّةِ يُؤَكِّدُ أَنَّ أَخْلَاقَ الصُّوفِيِّ الحَقِيقِيِّ هِيَ الَّتِي تَسْعَى دَائِمًا لِإِسْعَادِ الآخَرِينَ. وَفْقًا لَهُ، أَفْضَلُ عَمَلٍ يَقُومُ بِهِ العَبْدُ لَيْسَ مَا يَفْعَلُهُ لِنَفْسِهِ، بَلْ مَا يُخَفِّفُ بِهِ عِبْءَ الآخَرِينَ:

"أَعْظَمُ مَنْفَعَةٍ لِلْمُؤْمِنِ هِيَ أَنْ يَكُونَ سَبَبًا فِي سَعَادَةِ الآخَرِينَ. وَعِنْدَمَا يَقُومُ المُؤْمِنُ بِذَلِكَ، فَإِنَّهُ يُحَقِّقُ وَاحِدًا مِنْ أَكْبَرِ الأَهْدَافِ لِخَلْقِ الإِنْسَانِ، وَهُوَ أَنْ يَكُونَ رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ."

 

 

 

Kesimpulan

Hadis Rasulullah ini menegaskan bahwa seorang hamba yang paling dicintai oleh Allah adalah yang memberikan manfaat bagi sesamanya. Ini bukan hanya dalam bentuk materi, tetapi juga berupa dukungan moral, penyelesaian masalah, dan bantuan lainnya. Al-Qur'an dan Hadis banyak mengajarkan pentingnya tolong-menolong dan memberikan manfaat bagi orang lain, dan ulama-ulama besar seperti Al-Ghazali, Al-Junaid, dan Al-Qusyairi memperkuat makna ini dalam pandangan tasawuf dan akhlak Islam. Dengan menjadi manfaat bagi orang lain, seorang hamba tidak hanya mendekatkan diri kepada Allah, tetapi juga membawa kedamaian dan keberkahan dalam kehidupannya di dunia dan akhirat.

 

الخُلاَصَةُ:

يُؤَكِّدُ حَدِيثُ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ أَنَّ العَبْدَ الأَكْثَرَ حُبًّا لِلَّهِ هُوَ الَّذِي يُقَدِّمُ مَنْفَعَةً لِلآخَرِينَ. وَهَذَا لَا يَقْتَصِرُ عَلَى الجَانِبِ المَادِّيِّ فَقَطْ، بَلْ يَشْمَلُ الدَّعْمَ المَعْنَوِيَّ، حَلَّ المَشَاكِلِ، وَتَقْدِيمَ المُسَاعَدَةِ بِطُرُقٍ مُتَعَدِّدَةٍ. القُرْآنُ الكَرِيمُ وَالسُّنَّةُ النَّبَوِيَّةُ يَحُثَّانِ عَلَى التَّعَاوُنِ وَمُسَاعَدَةِ الآخَرِينَ، وَالعُلَمَاءُ الكِبَارُ مِثْلَ الغَزَالِيِّ، الجُنَيْدِ، وَالقُشَيْرِيِّ يُعَزِّزُونَ هَذِهِ المَعَانِيَ فِي فَهْمِ التَّصَوُّفِ وَالأَخْلَاقِ الإِسْلَامِيَّةِ.

 

 

 

*Di sampaikan pada kajian rutin malem sabtu Pahing, MT Baiturrohman Tepus Margomulyo. 06 September 2024.