Setelah pembekalan yang penuh makna, pukul 23.00 menjadi saksi dimulainya pendakian para jama'ah MATAWALI ke puncak Gunung Tidar. Tahap pertama membawa mereka hingga ke makam Syeh Subakir, di mana mujahadah dijalankan dengan khidmat selama sekitar 2 jam. Di tengah suasana yang tenang, para jama'ah meresapi keberkahan dan mendalami nilai-nilai spiritual.
Baca Juga: RUTINAN
MALEM REBO LEGI: KAJIAN RUTIN WALISANTRI FATHUL ULUM
Setelah selesai di makam Syeh Subakir, perjalanan berlanjut menuju makam Kiyai Sepanjang. Prosesi mujahadah di tempat tersebut dilaksanakan dengan penuh khusyuk, memperkuat ikatan batin dengan Tuhan dan meresapi hikmah dari jejak spiritual Kiyai Sepanjang.
Baca Juga: "Kirab
Santri Megah: Perayaan Haflah Ahirussanah dan Satu Abad Kebesaran NU di Madin
Fathul Ulum"
Tidak berhenti di situ, perjalanan terus melangkah menuju puncak Tidar, menuju makam Kiyai Semar Bodronoyo Eyang Ismoyo Jati. Pada sekitar jam 02.30, prosesi mujahadah mencapai puncak, memberikan para jama'ah momen puncak spiritualitas mereka. Ketika sunyi, para jama'ah merenungi perjalanan batin yang telah mereka lalui.
Setelah menjalani serangkaian perjalanan spiritual yang penuh makna, para jama'ah MATAWALI beristirahat di taman Pusdiklat AKABRI. Istirahat yang cukup memberikan kesempatan bagi mereka untuk merefleksikan pengalaman spiritual yang baru saja dilalui.
Kemudian, di bawah bimbingan Kiyai Badrun, para jama'ah MATAWALI melanjutkan perjalanan pulang. Perjalanan ini bukan hanya sekadar fisik, melainkan membawa pulang bekal spiritual yang kaya akan hikmah dan keberkahan. Semoga perjalanan ini menjadi ladang amal yang membawa berkah dalam kehidupan sehari-hari para jama'ah MATAWALI.